Jepang yang Lolos dari Keadaan Darurat Tanpa Lockdown Ketat

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/26/efd6cd96-5c31-4dde-ab11-a248290c7f7c_169.jpeg?w=700&q=90
Foto: AP/Eugene Hoshiko

Tokyo -

Warga Tokyo, Jepang siap menghadapi new normal. Mereka diimbau untuk siap belajar hidup berdampingan dengan virus Corona.

Pemerintah Jepang berhasil menjaga penularan virus Corona tetap rendah meski negara berjuluk Matahari Terbit itu tak menerapkan kebijakan lockdown dengan ketat.

Seperti dilansir Reuters dan Bloomberg, Selasa (26/5/2020), Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, mencabut masa darurat untuk wilayah Tokyo dan empat prefektur lainnya pada Senin (25/5) waktu setempat. Pencabutan dilakukan setelah otoritas Jepang mengklaim kemenangan karena berhasil menjaga total kasus infeksi Corona relatif rendah.

Menurut data penghitungan Johns Hopkins University (JHU), total kasus infeksi virus Corona di Jepang saat ini mencapai 16.581 kasus, dengan 830 orang meninggal.

Jepang tidak memaksa pusat-pusat bisnis untuk tutup selama pandemi Corona. Aktivitas bisnis seperti restoran dan salon juga tetap buka. Jepang juga tak memiliki pusat pengendalian Corona.

Menurut laporan Bloomberg, Jepang bahkan hanya melakukan pemeriksaan terkait Corona terhadap 0,2 persen dari total populasinya. Ini menjadi salah satu yang terendah di antara negara-negara maju di dunia.

Dilansir BBC, PM Abe memberikan apresiasi terhadap 'model Jepang', yang disebutnya bisa mengendalikan wabah dalam 6 minggu tanpa ada lockdown ketat, seperti di negara lain. Namun, dia memperingatkan bahwa 'dalam skenario terburuk, ada kemungkinan untuk menerapkan kembali keadaan darurat jika jumlah infeksi meningkat lagi'.

Pencabutan masa darurat pada Minggu (25/5) waktu setempat, menjadi penanda secara resmi berakhirnya masa darurat yang telah berlangsung selama tujuh pekan. Banyak warga Jepang telah kembali bekerja di kantor atau pergi keluar dengan memakai masker dan mematuhi social distancing.

"Saya ingin pergi keluar untuk minum-minum dan menghadiri konser," tutur seorang pekerja kantoran bernama Daisuke Tominaga kepada Reuters, saat ditemui di Shibuya, kawasan tersibuk di Tokyo.

Sementara itu, Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, memperingatkan seluruh warganya agar jangan dulu berpuas diri. Warga Jepang diharap untuk membiasakan diri hidup berdampingan dengan Corona, atau apa yang disebut New Normal.

Banyak perusahaan di Jepang menyatakan akan membiarkan staf mereka tetap bekerja dari rumah (work-from-home). Raksasa elektronik, Sony Corp, menyatakan akan mengizinkan hanya 30 persen pekerjanya untuk kembali ke kantor mulai Juni mendatang. Hitachi Ltd menyatakan pihaknya menargetkan separuh pekerjanya untuk bekerja dari rumah.

"Kami tidak akan kembali pada gaya bekerja kami sebelumnya. Kami akan mempercepat praktik kerja baru, menjadikan bekerja dari rumah sebagai standar baru," tegas Pejabat Eksekutif Hitachi, Hidenobu Nakahata, kepada wartawan.

(zlf/zlf)