https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/11/11/4519d44c-08b7-4a1f-98e8-e1bf4ae2ff49_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (depan kiri) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ( depan belakang) bersama Menteri BUMN Erick Thohir (belakang kiri) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (belakang kanan) melakukan Seremonial Pengecoran Closure Tengah Jembatan Lengkung Bentang Panjang Kuningan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit Terintegrasi Wilayah Jabodebek di kawasan Gatot Subroto, Senin (11/11/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto

Memaksakan Keadaan 'New Normal' Bisa Selamatkan Ekonomi RI?

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana untuk memulai kehidupan masyarakat Indonesia dengan cara yang baru (new normal). Ia pun telah menugaskan Kementerian Kesehatan untuk mempersiapkan sosialisasi secara masif kepada masyarakat mengenai protokol yang harus dilakukan saat era new normal ini.

Jokowi pun telah melakukan tinjauan ke beberapa mall dan stasiun MRT untuk memastikan kesiapan saat kembali melakukan aktivitas secara normal. Rencananya, uji coba new normal pertama kali akan dilakukan di kota Bekasi.

Pengamat ekonomi CORE Piter Abdullah menilai, pelonggaran pembatasan sosial ini tidak akan bisa mengembalikan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Meski kehidupan dimulai dengan normal, perekonomian dalam negeri masih akan tertekan.


"Pelonggaran ini, sekali lagi memang tidak akan mengembalikan ekonomi seperti normal sebelum wabah terjadi," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/5/2020).

Bahkan, ia memperkirakan bahwa perekonomian tahun ini masih akan tetap minus meski aktivitas masyarakat dan bisnis dilakukan secara normal. "Pertumbuhan ekonomi tahun ini saya yakin akan minus, tidak bisa diselamatkan," kata dia.

Menurutnya, saat aktivitas kembali normal, konsumsi masyarakat tidak akan langsung melonjak. Sebab, masyarakat masih akan berfokus pada konsumsi primer yang memang selama ini tetap dilakukan saat adanya pandemi dan pembatasan sosial.

"Walaupun PSBB dilonggarkan masyarakat tidak akan terus beli baju baru, beli motor baru, beli perabot rumah yang baru. Masyarakat akan menahan diri, belanja yang pokok-pokok saja atau primary goods. Oleh karena itu konsumsi tidak akan mengalami lonjakan," jelasnya.

Namun, ia menekankan, kehidupan new normal bisa berhasil jika masyarakat disiplin. Tanpa adanya kedisiplinan dari masyarakat maka percuma saja dilakukan new normal, karena perekonomian tidak akan naik, yang ada justru penyebaran Covid-19 semakin meluas.

"Ukuran keberhasilan nya adalah masyarakat bisa beraktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan, sehingga ekonomi bisa secara bertahap berjalan kembali, sementara penyebaran wabah tetap bisa dikendalikan dan tidak terjadi ledakan korban," tegasnya.

[Gambas:Video CNBC]

(dru)