Aplikasi #Oplaschallenge Buatan Rusia, FaceApp Berbahaya?
by Redaksi, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - FaceApp kembali booming di tanah air. Ini karena tagar #oplaschallenge di Instragam. Aplikasi ini buatan developer Rusia, FaceApp berbahaya?
Developer FaceApp adalah Wireless Lab. Perusahaan berkantor di Skolkovo, sebuah kota yang dijuluki sebagai Silicon Valley Rusia. Lokasinya tak begitu jauh dari Rusia. Aplikasi ini sudah didownload lebih dari 100 juta kali di Google Play Store.
Kekhawatiran akan FaceApp disuarakan oleh beberapa pihak pada tahun lalu ketika #Agechallenge ramai di media sosial. Kekhawatirannya soal privasi data pengguna.
Hal ini disuarakan oleh mantan CEO perusahaan cloud Rackspace Rob La Gesse. Ia menilai FaceApp tidak memiliki kebijakan privasi data yang jelas. Aplikasi ini mengumpulkan data dan mengakses foto pengguna, informasi lokasi, pengguna data dan riwayat pencarian (browsing history).
"Untuk membuat FaceApp benar-benar bekerja, Anda harus memberinya izin untuk mengakses semua foto-foto Anda. Tapi ia juga mendapat akses ke Siri dan Search. Kenapa? Bukan untuk sesuatu yang bagus saya kira," tulis Rob La Gesse di akun facebook miliknya pada September 2019, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari CBS, Rabu (27/5/2020).
"Ia juga punya akses untuk refresh background, jadi bahkan ketika Anda tak menggunakan, aplikasi itu memanfaatkan Anda."
Aspek lain yang dianggap mencemaskan adalah soal di mana data disimpan. Menurut kebijakan privasi FaceApp, informasi pengguna bisa disimpan dan diproses di Amerika Serikat atau negara lain di mana FaceApp berbisnis.
CEO FaceApp Yaroslav Goncharov mengatakan FaceApp melakukan sebagian besar pemrosesan di cloud, terutama di Amazon Web Services dan Google Cloud. Pemerintah Rusia juga tidak memiliki akses apapun ke data pengguna.
"Kebanyakan foto dihapus dari server kami dalam waktu 48 jam sejak waktu upload," tandasnya, sembari menambahkan tidak ada data user yang dikirimkan ke Rusia. "Kami juga tidak menjual atau membagikan data dengan pihak ketiga manapun," tambah Yaroslav.
Kepada The Washington Post, Yaroslav Goncharov juga mengatakan sebagian besar foto segera dihapus dari server dalam 48 jam, dan menyebut aplikasi itu tidak memanfaatkan foto pengguna untuk tujuan lain.
(roy/roy)