Punya Kasus Corona Terbanyak di ASEAN, Dolar Singapura KO
by Putu Agus Pransuamitra, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Rabu (27/5/2020) setelah menguat cukup tajam Selasa kemarin. Tetapi penguatan tersebut dipicu koreksi teknikal meliat posisi dolar Singapura yang berada di level terlemah dalam lebih dari 2 bulan terakhir.
Pada pukul 11:05 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.369,85, dolar Singapura melemah 0,26% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin, mata uang Negeri Merlion ini menguat 0,94%, setelah menyentuh level terlemah sejak 13 Maret.
Dolar Singapura tidak dalam kondisi bagus akibat perekonomian yang diproyeksikan semakin nyungsep.
Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura Selasa kemarin merevisi pertumbuhan ekonomi atau produk domestic bruto (PDB) tahun ini menjadi -4% sampai -7%. Kontraksi ekonomi tersebut jauh lebih dalam ketimbang proyeksi sebelumnya antara -1% sampai -4%.
Sementara itu, kasus penyakit yang disebabkan virus corona (Covid-19) di Singapura kini sudah tembus 32.000 orang. Data dari Worldometer menunjukkan hingga saat ini jumlah kasus mencapai 32.343 kasus dengan 23 orang meninggal dunia, dan 16.444 sembuh.
Singapura menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di ASEAN, dan nomor 26 di dunia.
Singapura merupakan salah satu negara yang terpapar Covid-19 sejak awal kemunculannya, bahkan sempat menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Tetapi, Singapura mampu meredam penyebarannya, hingga pertengahan Maret total jumlah kasus sekitar 200-an orang.
Namun setelahnya, Negeri Merlion menghadapi "serangan" virus corona gelombang kedua. Sebabnya, warga negara Singapura yang tinggal di Eropa maupun Amerika Serikat (AS) "mudik" setelah Eropa kemudian AS menjadi episentrum penyebaran COVID-19.
Dampaknya, Singapura mengalami lonjakan kasus hingga lebih 32.000 orang, meroket dibandingkan pertengahan Maret lalu yang total kasusnya hanya 200-an.
Akibatnya Perdana Menteri Lee Hsien Loong menerapkan kebijakan karantina wilyah (lockdown) atau yang disebut "circuit breaker" sejak awal April lalu guna meredam penyebaran Covid-19. Kebijakan tersebut membuat roda perekomomian Singapura melambat bahkan nyaris terhenti, sehingga perekonomiannya merosot.
Kebijakan "circuit breaker" baru akan dilonggarkan pada 1 Juni mendatang, tetapi dua pekan lalu perlahan sudah mulai dilonggarkan dengan mengizinkan sebagian aktivitas di sektor industri manufaktur seperti biofarmasi dan petrokimia akan mulai dibuka.
Sementara itu rupiah sedang mendapat sentimen positif dari rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memutar kembali roda perekonomian dengan mempersiapkan era kehidupan baru (new normal)
Berbicara saat meninjau prosedur standar dalam menghadapi new normal di Summarecon Mall Kota Bekasi, Jawa Barat, Jokowi menegaskan kedatangannya ke pusat perbelanjaan tersebut untuk memastikan wilayah tersebut siap menghadapi new normal.
"Saya datang ke Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat untuk memastikan pelaksanaan kegiatan kita menuju ke sebuah tatanan baru ke sebuah normal yang baru," katanya, Selasa (26/5/2020).
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)