https://awsimages.detik.net.id/visual/2018/06/06/f72a714b-a592-4d93-9bfa-b9a67a1bbcf7_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Cuan dari Penumpang Ambles, Ini Jurus MRT Jakarta

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 membuat manajemen MRT Jakarta putar otak untuk meraih cuan. Pasalnya, pendapatan dari aspek penumpang tak bisa diandalkan di tengah banyaknya pembatasan mobilitas warga.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengaku, bahkan bukan hanya pendapatan dari penumpang yang merosot, sehingga sejumlah  target pada 2020 ini akan direvisi. 

"Harus kita revisi karena kita belum tahu seberapa lama krisis ini berlangsung. Komponen pendapatan kita itu ada 3. Yang pertama adalah farebox kita dari penumpang, tiket. Yang kedua dari non-farebox, iklan dan lain-lain. Yang ketiga dari subsidi pemerintah," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/5/20).


"Nah kebetulan, kalau kita lihat krisis ini ketiganya terpukul. Jadi kita sedang melakukan perhitungan kembali untuk memastikan bahwa rebound ini bisa segera terjadi," lanjutnya.

Dia menegaskan, ke depan MRT Jakarta bakal mendorong potensi-potensi pendapatan di luar tiket. Dia ingin cashflow perusahaan tetap dipertahankan meski pandemi Covid-19 belum berakhir.

Ia menyebut, perusahaan sudah merumuskan strategi uang diberi nama beyond normal strategy. Jurus tersebut dirancang dalam rangka mengarungi operasional perusahaan selama masa new normal.

"Beyond yang pertama ridership. MRT tidak mungkin hanya mengandalkan pemasukannya pada ridership. Apalagi nanti kalau target ridership 100 ribu (orang per hari), dengan kebijakan virtual mobility, work from home, kita tak akan mungkin lagi sampai di angka itu. Karena itu kita harus mencari opportunity lain," bebernya.

Dia menekankan adanya potensi pemasukan non-farebox ini kita dorong. Branding stasiun-stasiun dan fasilitas iklan bakal digenjot. MRT juta tengah menyiapkan ruangan untuk bermitra dengan pihak lain.

"Beberapa ruangan di stasiun kita siapkan untuk bermitra. Nanti ada semacam coworking space. Tentu orang tidak akan memanfaatkan fungsi kantor secara besar," tambahnya.

Beyond yang kedua adalah beyond physical mobility. Dia menjelaskan bahwa ke depan MRT Jakarta harus masuk ke era virtual mobility.

"Beberapa saat lalu kita perkenalkan komponen digitalisasi. Satu hal yang sudah kita kerjakan, akan launching setelah PSBB. Mobile application MRT sebagai platform QR ticketing, kita ajak mitra bergabung, ada dana, ovo, gopay linkaja. Itu berkolaborasi untuk mendorong QR ticketing, Nanti integrasi dengan seluruh transportasi publik. 2022 akan ada one card system," bebernya.

Selanjutnya, MRT juga menggencarkan rencana perubahan sistem transportasi. Dia menyebut, perlu perkawinan antara sistem transportasi dengan pembangunan kawasan kota.

"Orang nggak akan naik MRT kalau kawasan kita kumuh, tidak sehat, terpapar virus. Oleh sebab itu di seluruh kawasan stasiun pengembangan TOD dikombinasikan. Kita sudah mengelola 5 TOD fase 1. Lebak Bulus, Fatmawati, Blok M, Istora Senayan, dan Dukuh Atas," katanya.

[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)