https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/03/12/e3eb640c-28f9-4b89-830a-8ed7828a0e34_169.jpeg?w=715&q=90

Profit Taking vs New Normal, Sesi II IHSG Cenderung Stagnan

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari Rabu (27/5/2020) ditutup nyaris flat, yang turun hanya 0,06 poin atau 0,001% pada 4.626,73 terpicu oleh aksi ambil untung (taking profit) setelah penguatan yang cukup signifikan di tengah sentimen vaksin virus corona.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi tercatat sebesar Rp 4,04 triliun, dengan investor asing jual bersih (net sell) senilai Rp 277,26 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 4,4 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 364.334 kali transaksi.

Saham-saham yang menurun di antaranya saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) (-6,98%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) (-6,67%), PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) (-6,58%), sedangkan PT Merdeka copper Gold Tbk (MDKA) (-5,58%) dan PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) (-3,80%).

 

Koreksi tipis IHSG terdorong oleh taking profit investor, kendati demikian optimisme diputarnya kembali roda perekonomian dengan skenario new normal serta perkembangan seputar vaksin virus corona menjadi penopang IHSG mempersempit penurunan.

Sementara mengenai kapan berakhirnya masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta, dan sebagian wilayah lainnya menjadi sentimen tersendiri yang membuat IHSG galau. Di satu sisi, Presiden Jokowi Selasa kemarin sempat menyampaikan akan segera membuka aktivitas ekonomi, meskipun wabah virus corona masih menyebar di tengah masyarakat.

Sisi lainnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hari ini (27/5/2020) menyatakan belum ada keputusan soal aturan mengenai berakhirnya masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta. Sehingga belum ada keputusan soal beroperasinya kembali mal di DKI Jakarta.

Pada perdagangan sesi II diperkirakan IHSG masih bergerak stabil atau sideway, dengan indikator garis BB yang masih melebar.

Simak analisis teknikal di bawah ini.

 

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/27/fb01afdf-c2f2-4b10-a35b-5b44d42c4fcb.jpeg?w=1116
Foto: Revinitif

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), saat ini berada di antara area resistance dan pivot, dengan garis BB yang melebar artinya cenderung untuk naik lebih lanjut setelah menembus area resistance.

Level resistance berikutnya berada di area 4.645 dan berlanjut hingga area 4.690. Sementara untuk melanjutkan tren bearish perlu melewati support yang berada di area 4.595 hingga area 4.560.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum dengan garis MA yang berada di wilayah positif, masih berpotensi untuk menguat.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. RSI menunjukkan overbought, artinya pergerakan cenderung untuk konsolidasi atau koreksi.

Secara keseluruhan, dari fundamental terkait fase new normal dikombinasikan teknikal dengan indikator garis BB yang masih melebar di area resistance, maka pergerakan IHSG masih berpeluang naik.

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)