Telkom Optimistis, Digital Jadi Penopang Bisnis Masa Depan
by Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) secara konsolidasi membukukan laba bersih Rp 18,66 Triliun pada 2019. Perolehan laba ini didukung oleh pesatnya pertumbuhan Digital Business Telkomsel dan IndiHome serta menjadi kontributor utama.
Pada 2019 Telkom melalui entitas usahanya Telkomsel mengembangan berbagai Digital Services seperti Digital Lifestyle, Digital Advertising, Big Data, Digital Enterprise Solution dan Mobile Payment. Pengembangan layanan digital ini sebagai upaya antisipasi perkembangan era digital dan industri yang disruptive.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan untuk tahun ini, Telkom akan mengembangkan tiga domain bisnis digital, yaitu digital connectivity, digital platform, dan digital service. "Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap perkembangan industri yang disruptif,' jelas Ririek dalam siaran resminya, Rabu (27/05/2020).
Telkom saat ini tercatat sebagai penyedia utama pada layanan broadband di Indonesia dan menjadi market leader di digital connectivity. Perusahaan telekomunikasi pelat merah ini akan mengakselerasi domain digital platform dengan mengembangkan layanan data center & cloud mengarah pada smart platform sebagai enabler berbagai layanan dan solusi ICT.
Selanjutnya produk-produk digital service akan dikembangkan secara selektif, termasuk melalui akuisisi maupun kemitraan yang didukung secara sinergis oleh digital platform dan digital connectivity.
"Kami sadari bahwa kondisi saat ini menjadi tantangan untuk semua pihak, tak terkecuali Telkom. Melalui berbagai segmen bisnis kami, Telkom terus berupaya untuk mengembangkan berbagai layanan digital berbasis smart platform seperti Cloud, Big Data dan IoT (Internet of Things) sesuai kebutuhan para pelanggan dalam upaya memberikan pengalaman terbaik. Kami berkeyakinan bahwa lini bisnis digital merupakan pendorong pertumbuhan bagi Telkom di masa mendatang," jelas Ririek.
Pertumbuhan mobile broadband di masa mendatang masih berpotensi meningkat cukup besar sejalan dengan semakin tingginya pengguna mobile data. Rata-rata konsumsi mobile data saat ini masih relatif rendah yaitu 5,2 GB per pelanggan per bulan, dibandingkan negara lain seperti Thailand atau India yang masing-masing mencapai 13 GB dan 11 GB per pelanggan per bulan.
Ririek memperkirakan trafik data akan terus tumbuh signifikan dalam beberapa tahun ke depan, seiring semakin beragamnya layanan digital, seperti games, video, advertising dan payment yang saat ini masih dalam fase awal pertumbuhan.
Pada 2019, terlihat bahwa perkembangan era digital ikut mendorong kebutuhan layanan data. Hal ini terlihat dari di pertumbuhan trafik data sebesar 53,6% menjadi 6.558 petabyte. Alhasil, pendapatan Digital Business Telkomsel melesat 23,1% menjadi Rp 58,24 triliun dan tercatat sebagai pertumbuhan tertinggi secara industri pada 2019. Pertumbuhan ini menjadi katalis dalam pergeseran bisnis Legacy ke layanan Digital Business.
Kontribusi pendapatan dari Digital Business pun meningkat menjadi 64% pada 2019, dari 53% pada tahun sebelumnya, seiring dengan pengembangan berbagai Digital Services seperti Digital Lifestyle, Digital Advertising, Big Data, Digital Enterprise Solution dan Mobile Payment
Apalagi pada 2019, Telkomsel membangun 23.162 Base Tranceiver Station (BTS) 4G LTE baru sehingga pada akhir tahun jangkauan layanan 4G LTE mencapai lebih dari 90% populasi. Sampai dengan akhir lalu Telkomsel memiliki BTS sebanyak 212.235 dengan 161.938 unit di antaranya adalah BTS 3G/4G.
Untuk itu, basis pelanggan data, jumlah dan jangkauan BTS 3G/4G, serta peningkatan lalu lintas data akan menjadi pondasi untuk pertumbuhan positif kinerja Telkomsel di tahun ini.
"Pencapaian sepanjang 2019 menunjukkan bahwa Telkom berada pada jalur yang tepat untuk menjadi Digital Telecommunication Company dan berkomitmen tinggi dengan memperkuat kapabilitas bisnis digital untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan pengalaman digital yang terbaik bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia," ungkap Ririek.
Sedangkan untuk fixed broadband mengingat penetrasinya di Indonesia masih cukup rendah yaitu kurang dari 15% dari populasi rumah tangga. Meski demikian Telkom optimis bahwa permintaan akan layanan IndiHome masih akan tetap tinggi dalam beberapa tahun mendatang untuk memberikan layanan fixed broadband berkualitas tinggi, memenuhi kebutuhan internet sekaligus mendukung aneka layanan digital service yang menarik.
Apalagi Indihome sebagai penyedia layanan fixed broadband dari Telkom, juga menjadi kontributor utama dalam perolehan laba tahun lalu. Pada 2019 IndiHome mencatat kenaikan pendapatan sebesar 28,1% menjadi Rp 18,3 triliun. Jumlah pelanggan IndiHome tumbuh 37,2% jika dibanding akhir 2018 menjadi 7 juta pelanggan.
"Pencapaian ini semakin mengukuhkan IndiHome sebagai market leader bisnis fixed broadband di Indonesia," katanya.
(hps/hps)