AS Siapkan Sanksi untuk China, Bursa Asia Kebakaran
by Tri Putra, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Rabu (26/5/2020) mayoritas terpantau turun. Penurunan ini terjadi karena semakin meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China menyusul konflik yang terjadi di Hong Kong.
Laporan Bloomberg News mengatakan AS sedang mempertimbangkan sanksi terhadap perusahaan dan pejabat China atas situasi di Hong Kong.
Laporan itu dikeluarkan setelah Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Robert O'Brien, mengatakan AS kemungkinan akan menjatuhkan sanksi terhadap China jika Beijing menerapkan undang-undang keamanan nasional yang akan memberinya kontrol lebih besar atas Hong Kong yang otonom.
Presiden AS Donald Trump sendiri mengeluarkan pernyataan pada Selasa (26/05/20) kemarin bahwa dia sedang menyiapkan balasan dalam minggu ini untuk undang-undang baru mengenai keamanan Hong Kong yang akan dikeluarkan China.
Bursa Saham China Daratan, Shanghai Stock Exchange (SSE) mengalami depresiasi sebesar 0,23% merespons kabar buruk ini.
Sementara itu dari wilayah administratif China, Hong Kong, Indeks Hang Seng turun sebesar 0,58% setelah Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam kemarin sore (26/5/20) gagal untuk menenangkan rakyatnya, menurut Carrie tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena Undang-Undang keamanan baru itu tidak akan merusak demokrasi dan kebebasan berpendapat di Hong Kong, dan lebih baik menunggu untuk melihat isi Undang-Undang tersebut terlebih dahulu.
Hari ini (27/5/20) demonstrasi lanjutan akan diadakan yang diprediksi akan menjadi protes terbesar selama bulan Mei ini setelah China berupaya meningkatkan kontrolnya atas Hong Kong.
Banyak polisi nampak berjaga-jaga di area downtown siap menghalau para demonstran yang di dominasi oleh para pelajar dan buruh yang akan protes terhadap undang-undang baru yang akan menghukum orang yang tidak menghormati lagu kebangsaan China dan undang-undang keamanan Hong Kong yang baru.
Sedangkan dari negara tetangga Singapura, Indeks STI anjlok sebesar0.36%. Kenaikan ini merespons pernyataan dari Menteri Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura yang menyatakan bahwa Produk Domestik Bruto (GDP) Negeri Singa akan terkontraksi 4 persen sampai dengan 7 persen tahun ini. Sebelumnya MTI memprediksi kontraksi hanya pada angka 1 persen sampai dengan 4 persen.
Di negara lain di Asia seperti di Korea Selatan indeks Kospi mengalami depresiasi 0,13% sedangkan Indeks Nikkei di Jepang turun 0,02%.Sementara itu dari dalam negeri terpantau pada 10:00 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke level 4622,954 atau apresiasi sebesar 0,08%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)