https://awsimages.detik.net.id/visual/2018/04/06/7f4790e7-6443-4f54-9bbc-d3a690fd0284_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: REUTERS/Beawiharta

Saham Duo Indofood Terjun Bebas Lagi, Investor Harus Apa?

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham dua emiten konsumer milik Grup Salim yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan induk usahanya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), lagi-lagi kompak ambles pada perdagangan sesi I, Rabu ini (27/5/2020) setelah manajemen ICBP mengumumkan akuisisi Pinehill Corpora Limited.

Sentimen akuisisi dengan nilai mencapai US$ 2,99 miliar atau sekitar Rp 44,55 triliun (asumsi kurs Rp 14.900/US$) itu juga membuat duo Indofood ini juga terjun bebas sahamnya pada penutupan Selasa kemarin (26/5).

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu pagi 09.07 WIB, saham INDF langsung terjun hingga 6,67% di level Rp 5.600/saham, sementara saham ICBP juga ambles 6,98% di level Rp 8.325/saham. Kemarin, harga saham INDF minus 6,61% di level Rp 6.000, dengan kapitalisasi pasar Rp 52,68 triliun, sedangkan ICBP minus 6,77% di level Rp 8.950/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 104,37 triliun.

Namun tampaknya penjualan dilakukan investor lokal, mengingat asing masuk ke ICBP Rp 540 juta, sementara INDF asing juga masuk Rp 1,97 miliar.

Pada Jumat pekan lalu, Indofood CBP Sukses Makmur
 meneken perjanjian jual beli bersyarat dengan Pinehill Corpora Limited dan Steele Lake. Nilai transaksi yang diteken pada Jumat 22 Mei saat libur Lebaran itu mencapai US$ 2,99 miliar atau sekitar Rp 44,55 triliun.

Objek transaksi adalah pertama, seluruh saham Pinehill Company Limited yang dimiliki oleh Pinehill Corpora, yaitu sebanyak 70.828.180 saham yang merupakan 51% dari total saham yang telah diterbitkan Pinehill Company.

Kedua, seluruh saham Pinehill Company Limited yang dimiliki oleh Steele Lake, yaitu sebanyak 68.050.408 saham atau 49% dari total saham yang telah diterbitkan oleh Pinehill Company.

Adapun Pinehill Corpora masih terafiliasi dengan ICBP karena merupakan konsorsium di mana Anthoni Salim memiliki penyertaan secara tidak langsung sekitar sebesar 49% saham Pinehill Corpora.

Merlissa Trisno, analis dari PT CLSA Sekuritas Indonesia, dalam riset yang dipublikasikan ke pelaku pasar, juga menurunkan rekomendasi saham duo Indofood ini.

Harga akuisisi Pinehill yakni 23 kali PE (price earnings) 2020 menciptakan sentimen jangka pendek. "Indofood CBP mengumumkan hasil dan rincian akuisisi Pinehill selama liburan Lebaran. Hasilnya terlihat sejalan, dengan semua divisi memberikan margin Ebit positif pada 1Q20," katanya, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (27/5).

"Akan tetapi, akuisisi Pinehill dapat menciptakan sentimen negatif jangka pendek karena harga akuisisi 23 kali 2020 PE atas penghasilan yang dijamin, menilai Pinehill sebesar US$ 3 miliar atau 40% dari kapitalisasi pasar ICBP saat ini," katanya.

"Target penghasilan Pinehill sebesar US$ 128,5 juta pada tahun 2020 menyiratkan kenaikan 66% YoY [year on year] yang seharusnya menjadi faktor kunci yang harus diperhatikan, dalam pandangan kami. Dalam perkiraan kami, kesepakatan ini berpotensi netral terhadap pendapatan, dengan asumsi tingkat pinjaman US$ 4%."

Sebab itu dia menurunkan peringkat rekomendasi dari "beli (buy)" ke "underperformed (U-PF)" dengan target harga dari Rp 11.000 menjadi Rp 9.850/saham untuk ICBP. Rekomendasi underperformed biasa digunakan untuk saham yang diperkirakan cenderung turun di bawah pasar (indeks harga saham).

Sementara untuk INDF juga terseret oleh sentimen negatif jangka pendek di anak perusahaan. Indofood dinilai memperoleh 80% NAV (net asset value) dari anak perusahaan terbesarnya, Indofood CBP.

"Kami percaya setiap sentimen negatif jangka pendek ke ICBP juga bisa memberikan tekanan pada harga saham Indofood. Selain ICBP, sebagian besar divisi Indofood memiliki model bisnis berbiaya plus yang menunjukkan risiko penurunan terhadap margin (yaitu tepung)," katanya.

"Dampak dari kenaikan harga CPO atau minyak sawit (dalam rupiah) harus dibatasi karena mayoritas produksi (75%) diserap secara internal untuk bisnis hilir."

Sebab itu, pihaknya juga menurunkan rekomendasi dan target harga INDF dari "beli" ke "underperformed" dengan target harga Rp 8.000 menjadi Rp 6.800/saham.

Gideon A. Putro, Corporate Secretary ICBP mengatakan harga pembelian sebesar US$ 2,99 miliar itu ditentukan berdasarkan negosiasi yang wajar (arm's length) antara perseroan dengan para penjual dengan ketentuan komersial yang wajar.

"ICBP akan membayar akuisisi sebesar US$ 300 juta dengan dana kas internal yang dihasilkan dari kegiatan usaha. Sisanya, akan dibiayai dari fasilitas pinjaman dari lembaga perbankan," katanya dalam keterbukaan informasi.

Alasan pembelian ini di antaranya Pinehill Company bergerak di bidang pembuatan dan penjualan mie instan, terutama di 8 negara dengan merk "Indomie". Dalam urutan kepentingan, pasar utama dari Pinehill Company adalah Saudi Arabia, Nigeria, Mesir, Turki, Serbia, Ghana, Maroko dan Kenya, dengan total jumlah populasi sekitar 550 juta penduduk.

"Selain itu Pinehill Company Limited memiliki 12 pabrik dengan total jumlah kapasitas produksi 10 milyar bungkus. Pasar tujuan dari Pinehill Company Limited saat ini masih pada tahap awal pertumbuhan baik dalam segi volume penjualan dan tingkat keuntungan," kata Gideon.

[Gambas:Video CNBC]

 

(tas/hps)