https://awsimages.detik.net.id/visual/2018/02/26/9c83f334-7705-436b-b63c-7330cbc1b03b_169.jpeg?w=715&q=90
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Kemarin Terlemah di Asia, Rupiah Siap Balas Dendam

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Mood investor yang sedang bagus mendongrak nilai tukar mata uang Tanah Air.

Pada Rabu (27/5/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.735 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,03% % dibandingkan posisi sehari sebelumnya.

Namun rupiah tidak mau berlama-lama di zona merah. Pada pukul 09:05 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.725 di mana rupiah menguat 0,03%.


Kemarin, rupiah melemah 0,34% di hadapan dolar AS. Maklum, rupiah sepertinya masih jetlag karena empat hari absen dari perdagangan. Investor butuh waktu untuk menyerap seluruh sentimen yang terlewatkan selama rupiah absen sejak Kamis pekan lalu.

Namun hari ini rupiah sepertinya sudah menemukan bentuk permainan terbaiknya. Ini dibantu oleh tingginya minat investor terhadap aset-aset berisiko.

Sinyal ke arah sana sudah terlihat dari Wall Street. Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York ditutup menguat signifikan. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 2,17%, S&P 500 melonjak 1,23%, dan Nasdaq Composite naik 0,17%.

Investor menyambut gembira perkembangan pembuatan vaksin virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Novavax, perusahaan farmasi asal AS, telah melakukan uji coba vaksin tahap pertama kepada manusia dan menargetkan produksi sampai miliaran dosis vaksin ke seluruh dunia pada tahun depan.

Hasil uji coba ini kemungkinan sudah bisa didapat pada Juli. Nantinya, Novavax akan menggandeng lembaga non-profit untuk menyebarkan vaksin ke seluruh dunia.

"Ini adalah kesempatan sekaligus tanggung jawab kami untuk mendistribusikan vaksin ke seluruh dunia," kata CEO Novavax Stanley Erck dalam wawancara dengan CNBC International.

Eksperimen vaksin Novavax pada tahap pertama dilakukan di Australia dengan melibatkan 130 partisipan berusia 18-59 tahun. Tahap kedua akan dilakukan di negara-negara lain, termasuk AS.


1 dari 2 Halaman