https://awsimages.detik.net.id/visual/2018/02/26/639be4e1-1690-4e1d-a0ab-d66d3bd8c230_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jokowi Kumandangkan New Normal, Jadi Tenaga Baru Bagi Rupiah

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mengawali perdagangan usai Hari Raya Idul Fitri dengan melemah 0,34% ke Rp 14.730/US$ Selasa (26/5/2020) kemarin, padahal sentimen pelaku pasar sedang bagus yang seharusnya bisa membawa rupiah menguat. Aksi ambil untung (profit taking) menjadi biang keladi pelemahan rupiah, maklum saja sejak awal April Mata Uang Garuda sudah menguat nyaris 10%.

Setelah terkoreksi, peluang rupiah kembali menguat tentunya lebih terbuka pada perdagangan hari ini, Rabu (27/5/2020). Secara teknikal belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan dari kemarin.

Rupiah yang disimbolkan USD/IDR saat ini berada di kisaran Fibonnaci Retracement 61,8% di kisaran Rp 14.730/US$, yang bisa jadi penentu arah rupiah hari ini.


Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Jika kembali bertahan di bawah Fib. Retracement 61,8%, rupiah berpeluang menguat lebih jauh ke Rp 14.600-14.580/US$ pada hari ini.

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/27/107c83ee-5459-494f-950d-92c91a8be57f.jpeg?w=1116
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 

Sementara itu melihat indikator stochastic pada grafik harian masih berada di level jenuh jual (oversold) dalam waktu yang cukup lama, risiko koreksi rupiah cukup besar jika kembali bergerak dan tertahan di atas Fib. Retracement 61,8%.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di atas bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.

Jika kembali ke atas Rp 14.730/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.830/US$.

Untuk jangka yang agak panjang, resisten (tahanan atas) yang kuat berada di kisaran Rp 15.090 -15.100/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 50%. Resisten tersebut 2 kali sukses menahan pelemahan rupiah.

Selama tertahan di bawah Fib. 50% tersebut, ke depannya peluang penguatan rupiah masih terbuka.

Secara fundamental, sentimen pelaku pasar hari ini cukup bagus setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memutar kembali roda perekonomian dengan mempersiapkan era kehidupan baru (new normal). 

Berbicara saat meninjau prosedur standar dalam menghadapi new normal di Summarecon Mall Kota Bekasi, Jawa Barat, Jokowi menegaskan kedatangannya ke pusat perbelanjaan tersebut untuk memastikan wilayah tersebut siap menghadapi new normal.

"Saya datang ke Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat untuk memastikan pelaksanaan kegiatan kita menuju ke sebuah tatanan baru ke sebuah normal yang baru," katanya, Selasa (26/5/2020).

Dengan tatanan kehidupan normal baru, roda perekonomian bisa kembali diputar meski dengan menerapkan protocol kesehatan yang ketat. Kembali diputarnya roda perekonomian tentunya menjadi kabar bagus yang bisa membawa ekonomi perlahan bangkit dari keterpurukan. 

Selain itu semakin banyak vaksin yang potensial menjadi anti virus corona membuat pelaku pasar ceria. Terbaru ada perusahaan Bioteknologi asal AS, Novavax, di awal pekan ini mengatakan memulai uji klinis vaksin virus corona. Novavax memprediksi hasil awal uji klinis tersebut akan dirilis pada bulan Juli.

Semakin banyak vaksin yang berpotensi menjadi anti virus corona tentunya menjadi kabar bagus, harapan virus corona akan segera lenyap dari muka bumi semakin besar, dan manusia kembali bisa hidup normal.

[Gambas:Video CNBC]

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/hps)