https://awsimages.detik.net.id/visual/2018/12/09/d38ac51e-293e-4adf-92e5-26833f83ed1b_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Bryan Dandi

Aramco Batal, Pertamina Bakal Bangun Kilang Cilacap Sendiri

by

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) tidak kunjung menemukan titik temu kerja sama pengembangan Kilang Cilacap dengan Saudi Aramco. Kini Pertamina telah mengambil keputusan untuk melanjutkan pengembangan proyek Kilang Cilacap tanpa raksasa minyak asal Arab Saudi tersebut. 

Hal tersebut disampaikan VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman. Fajriyah mengatakan Pertamina akan melanjutkan Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap secara mandiri, sembari mencari partner baru.

"Pertamina akan melanjutkan RDMP Cilacap secara mandiri, sambil secara paralel akan dilakukan pencarian strategic partner," ungkapnya saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa, (26/05/2020).

Sementara untuk proyek kilang yang lain, kegiatan operasional masih akan terus berjalan dengan memperhatikan protokol Covid-19. "Kalau untuk kegiatan operasional, sampai saat ini tetap berjalan dengan protokol keamanan dan kesehatan," paparnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan proyek Kilang Cilacap ini termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN) sehingga harus dijalankan seperti yang diperintahkan Menteri BUMN Erick Thohir. Nicke memberi waktu sampai akhir April lalu, jika tak kunjung ada kesepakatan maka tidak menutup kemungkinan mencari partner lain.

"Schedule-nya akan kita lihat, Cilacap hingga saat ini belum ada kesepakatan dengan Aramco akan dilihat sampai akhir April, jadi kami tidak menutup kemungkinan cari yang lain," ungkap Nicke dalam konferensi pers, Jumat, (3/04/2020). 

Sementara saat ini sudah masuk Mei, periode tenggat April sudah berakhir.

Di sisi lain, Pertamina juga menargetkan setop impor BBM pada tahun 2026. Pertamina terus mengebut pengembangan kilang proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan pembangunan kilang baru proyek Grass Roof Refinery (GRR).

Setelah proyek ini rampung nantinya kilang yang saat ini berkapasitas 1 juta barel per hari akan meningkat dua kali lipat menjadi 2 juta barel per hari, sehingga kebutuhan kilang terpenuhi tanpa perlu impor lagi.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)