https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/03/26/fb84f361-b9f4-405c-bbdd-5a0f3dd2df87_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jokowi Tabuh Genderang New Normal, IHSG akan Lanjut Menguat

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (27/5/2020) berpotensi menguat karena didorong kinerja positif bursa saham Amerika Serikat, Wall Street serta kabar baik terkait progres pengembangan vaksin corona.

Sebelumnya, pada perdagangan Selasa kemarin (26/5/2020) bursa saham domestik menguat signifikan 80,85 poin atau 1,78% ke level 4.626,79. Investor optimistis merespons langkah Presiden Joko Widodo yang akan membuka kembali roda perekonomian Tanah Air melalui skenario new normal.

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Selasa kemarin sebesar Rp 8,7 triliun, investor asing jual bersih (net sell) mencapai Rp 220,64 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada 246 saham yang membukukan kenaikan, sementara sebanyak 152 saham turun dan 153 stagnan.

 

Saham-saham yang menguat di antaranya saham PT Modernland Realty Ltd. Tbk (MDLN) (34,00%), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) (10,92%), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) (10,70%), sedangkan PT Astra International Tbk (ASII) (9,07%) dan PT H M Sampoerna Tbk (HMSP) (7,91%).

Dalam beberapa minggu terakhir sentimen pasar mendapat suplemen penguatan terkait vaksin corona hingga skenario new normal. Awal pekan lalu pasar dibuat bergairah dengan kabar baik yang datang dari kandidat vaksin buatan Moderna yaitu mRNA-1273.

Di akhir pekan giliran vaksin buatan China hasil kerja sama antara Cansino Biologics dan Beijing Institute of Technology (Ad5-nCoV) yang membawa kabar baik.

"Hasil ini merupakan tonggak penting. Percobaan ini menunjukkan bahwa dosis tunggal dari vaksin baru adenovirus tipe 5 vektor COVID-19 (Ad5-nCoV) menghasilkan antibodi spesifik virus dan sel T dalam 14 hari, menjadikannya kandidat potensial untuk selanjutnya investigasi ", kata Profesor Wei Chen dari Institut Bioteknologi Beijing di Beijing, China.

Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada penutupan perdagangan Selasa kemarin (Rabu pagi waktu Indonesia) ditutup menguat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 2,2% dan berhasil ditutup mendekati level psikologis 25.000. Di saat yang sama S&P 500 juga melonjak 1,1% setelah berhasil melampaui level psikologis 3.000 di sepanjang perdagangan. Sementara Nasdaq Composite naik tipis 0,2%.

Sembilan dari sebelas sektor S&P 500 mencatatkan kinerja yang positif, dipimpin oleh sektor perbankan, yang mendapat dorongan pembukaan kembali ekonomi. Citigroup naik lebih dari 9% dan JPMorgan naik 7% setelah CEO Jamie Dimon mengatakan bank "sangat berharga" dengan harga saat ini.

Pada catatan pukul 07:25 WIB Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kontrak berjangka (futures) turun 0,34% pada 24.918, S&P 50 ambles 0,33%  menjadi 2.984, sedangkan Nasdaq Composite 100 melemah 0,31% pada 9.377.

Pada perdagangan pagi ini Rabu (27/5/2020) kenaikan bursa saham Wall Street serta perkembangan vaksin corona kemungkinan menjadi sentimen positif IHSG untuk kembali di teritori positif.

 

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/27/89174238-9126-48ba-b647-7916814ef968.jpeg?w=1114
Foto: Revinitif

 

Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), saat ini berada di area resistance, dengan garis BB yang semakin melebar artinya cenderung naik lebih lanjut.

Level resistance berikutnya berada di area 4.660 dan berlanjut hingga area 4.695. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati support yang berada di area 4.600 hingga area 4.565.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum dengan garis MA yang berada di wilayah positif, cenderung untuk menguat.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. RSI menunjukkan overbought, artinya pergerakan cenderung untuk konsolidasi atau koreksi.

Secara keseluruhan, dari fundamental kenaikan bursa Wall Street serta perkembangan vaksin virus corona dikombinasikan teknikal dengan indikator BB yang semakin melebar di area resistance, maka pergerakan IHSG berpotensi naik lebih lanjut.

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

[Gambas:Video CNBC]

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(har/har)