Simak 7 Kabar Pasar, Suspensi MI hingga Akuisisi Pinehill
by Syahrizal Sidik, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Mulai dibukanya aktivitas perekonomian dengan skenario normal baru (new normal) menjadi katalis positif yang mendorong bursa saham Tanah Air menguat.
Pada perdagangan Selasa (26/5/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di teritori positif dengan penguatan sebesar 1,77% ke posisi 4.626,79.
Nilai transaksi bursa mencapai Rp 7,22 triliun dengan volume sebanyak 7,17 miliar saham. Adapun frekuensi perdagangan mencapai 473 ribu kali transaksi. Namun, investor masih membukukan jual bersih Rp 220,43 miliar.
Sebelum memulai perdagangan Rabu (26/5/2020), cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia:
1.OJK Bersih-bersih Lagi, 7 Reksa Dana Sinarmas Asset Dibekukan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghentikan sementara pembelian maupun switching produk reksa dana yang dikelola oleh Sinarmas Asset Management. Kebijakan suspensi ini dilatarbelakangi oleh instruksi OJK melalui surat edaran pada 20 Mei 2020.
Beberapa produk di antaranya 7 produk yang reksa dana Sinarmas yang dibekukan, antara lain, Danamas Pasti, Danamas Stabil, Danamas Rupiah, Danamas Rupiah Plus. Selanjutnya, Simas Saham Unggulan, Simas Syariah Unggulan dan Simas Syariah Berkembang.
Executive Director Sinarmas Asset Management, Jamial Salim mengatakan, pembekuan sementara 7 reksa dana tersebut karena telah terjadi volatilitas harga obligasi dan likuiditas di pasar menjadi ketat serta terbatas, sehingga sulit mencapai harga jual yang wajar.
Hal ini menyebabkan kami melakukan pencatatan harga aset yang lebih konservatif di bawah harga pasar, yang tidak sesuai dengan ketentuan harga wajar pada produk Reksadana Danamas Mantap Plus dan Reksadana Simas Syariah Pendapatan Tetap. Namun seiring dengan membaiknya pasar, kami telah menyesuaikan harga aset dimaksud serta mengkomunikasikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), katanya dalam keterangan tertulisnya.
2.Indofood Resmi Akuisisi Pinehill Rp 45 T
Setelah didengungkan sejak Februari 2020, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) akhirnya meneken perjanjian jual beli bersyarat dengan Pinehill Corpora Limited dan Steele Lake. Nilai transaksi yang diteken pada Jumat 22 Mei saat libur Lebaran itu mencapai US$ 2,99 miliar atau sekitar Rp 44,55 triliun (asumsi kurs Rp 14.900/US$).
Objek transaksi adalah pertama, seluruh saham Pinehill Company Limited yang dimiliki oleh Pinehill Corpora, yaitu sebanyak 70.828.180 saham yang merupakan 51% dari total saham yang telah diterbitkan Pinehill Company.
Kedua, seluruh saham Pinehill Company Limited yang dimiliki oleh Steele Lake, yaitu sebanyak 68.050.408 saham atau 49% dari total saham yang telah diterbitkan oleh Pinehill Company.
Secara rinci, berdasarkan perjanjian tersebut yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Pinehill Corpora dan Steele Lake atau para penjual setuju dengan syarat untuk menjual dan mengalihkan seluruh saham yang telah diterbitkan oleh Pinehill Company yang saat ini mempunyai penyertaan saham dalam anak perusahaan yang dikonsolidasikan.
3.Tumbuh 3,5%, Telkom Raih Laba Bersih 2019 Rp 18,66 T
Di tengah kondisi industri yang disruptive dan penuh tantangan serta persaingan yang ketat, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sepanjang tahun 2019 berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 135,57 triliun tumbuh positif sebesar Rp 4,78 triliun atau 3,7% dibanding tahun 2018.
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perseroan tahun 2019 tercatat Rp 64,83 triliun tumbuh 9,5% dibandingkan setahun sebelumnya. Adapun Laba Bersih yang diraih mencapai Rp 18,66 triliun tumbuh 3,5% dari setahun sebelumnya
Digital Business Telkomsel dan IndiHome tumbuh signifikan dan menjadi kontributor utama pertumbuhan perseroan. Pada segmen Mobile, Telkom melalui entitas anak Telkomsel, masih mengukuhkan diri sebagai operator dengan basis pelanggan terbesar di Indonesia, yaitu 171,1 juta pelanggan dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 110,3 juta pelanggan.
4.Saham Merosot 48%, Bumi Serpong Damai Buyback Rp 1 T
Emiten properti Grup Sinarmas, PT Bumi serpong Damai Tbk (BSDE) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan senilai Rp 1 triliun. Hal ini mempertimbangkan kondisi pasar yang berfluktuasi signifikan yang menyebabkan saham BSDE melemah 48% sejak awal tahun ini.
Direktur Bumi Serpong Damai, Hermawan Wijaya menyatakan, pembelian kembali saham (buyback), akan dilaksanakan pada 19 Maret hingga 18 Juni 2020. Adapun pembelian kembali saham ini akan dilakukan di harga yang dianggap wajar oleh direksi dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Dilaksanakannya buyback ini juga sejalan dengan diterbitkannya Surat Edaran dari Otoritas Jasa Keuangan No.3/SEOJK.04/2020 pada 9 Maret 2020 mengenai kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan. Tidak hanya itu, OJK juga membolehkan emiten melakukan buyback tanpa melalui proses Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
5.Hadapi New Normal, MI Racik Ulang Strategi Investasi
Menjelang dibukanya kegiatan perekonomian kembali dengan kondisi normal baru, sejumlah manajer investasi meracik ulang strategi investasi. Selain melakukan diversifikasi, MI juga akan cenderung konservatif pada tahun ini mempertimbangkan kondisi pasar yang masih akan menantang.
Direktur Utama PT Danareksa Investment Management, Marsangap P. Tamba, kepada CNBC Indonesia mengatakan, pada tahun ini perseroan masih akan menerapkan kebijakan menjaga portofolio saham 8% dari aset yang dikelola.
Sebesar 62% portofolio dana kelolaan di instrumen berbasis suku bunga seperti reksa dana pendapatan tetap, obligasi korporasi dengan peringkat baik dan surat utang negara (SUN). Hal ini juga termasuk reksa dana pasar uang dan reksa dana terproteksi dan 30% dana kelolaan lainnya diinvestasikan di instrumen alternatif seperti reksa dana penyertaan terbatas.
"Untuk saham sektor-sektor yang relevan seperti telco, consumer staple sepertinya masih relevan di masa Covid-19 ini," tuturnya, Selasa (26/5/2020).
6.Indocement Tutup 7 Pabrik, Gaji Direksi-Komisaris Dipangkas
Emiten produsen semen Grup HeidelbergCement AG asal Jerman, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyampaikan perkembangan operasional perusahaan sebagai dampak dari pandemi virus corona (Cobid-19) yang mengantam ekonomi global dan dalam negeri.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan INTP Oey Marcos mengatakan dampak pandemi berimbas pada penghentian operasional sebagian pabrik perusahaan dan unit operasional entitas anak perusahaan akibat penurunan permintaan, dampak dari penerapan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) di beberapa wilayah di Indonesia.
Kondisi kelangsungan usaha perseroan secara umum tidak terganggu secara langsung oleh Covid-19 namun perseroan memperkirakan akan mengalami penurunan pendapatan akibat dampak dari PSBB yang diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia.
7.Bos Axiata Mau Caplok Perusahaan Telko RI, Siapa Targetnya?
Perusahaan telekomunikasi asal Malaysia, Axiata Group Bhd tengah menjajaki pembicaraan untuk segera mengakuisisi perusahaan telekomunikasi saingannya yang lebih kecil di Indonesia dalam upaya melakukan konsolidasi industri telekomunikasi guna memangkas biaya di tengah persaingan ketat.
Selain itu rencana akuisisi ini juga ingin dipercepat saat ekonomi global dilanda pandemi Covid-19. Namun Chief Executive Axiata Jamaludin Ibrahim menolak menyebutkan secara spesifik siapa perusahaan telco asal Indonesia yang dimaksud.
Dia hanya menyebutkan rencana akuisisi tengah dijajaki dan segera dipercepat. "Kecuali untuk pemain terbesar, saya bisa memberitahu Anda saat ini kami sedang berbicara dengan semua orang [perusahaan target] untuk semacam pengaturan [transaksi]," kata Ibrahim dalam sebuah wawancara pada Sabtu, dilansir Reuters, Selasa (26/5/2020).
(tas/tas)