https://statik.tempo.co/data/2020/03/18/id_923978/923978_720.jpg
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi yang terlemah dibandingkan dengan bursa saham di Asia hingga sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (17/3). Hingga pukul 12.00 WIB, IHSG atau Jakarta Composite Index menjadi yang terlemah dengan koreksi sebesar persen atau poin ke level 4.478,55. Kejatuhan ini menjadi yang terlemah sejak Januari 2016. TEMPO/Tony Hartawan

IHSG Diprediksi Menghijau, Berikut Saham-saham yang Menjanjikan

by

TEMPO.CO, Jakarta-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia diperkirakan merangkak naik pada perdagangan hari ini. Artha Sekuritas merekomendasikan hold untuk dua saham badan usaha milik negara.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper memprediksi IHSG bakal menguat ke level resistan atau batas atas kenaikan harga terdekat. Dia menyebut, secara teknikal, laju IHSG berpotensi untuk menguat. “Namun, pergerakan diperkirakan akan cukup terbatas dibayangi banyaknya ketidakpastian dari dampak Covid-19,” tulisnya dalam riset yang dikutip Selasa, 26 Mei 2020.

Dennies mengatakan bahwa level resistan IHSG pertama dan kedua akan berada pada level 4.565 dan 4.854. Sementara itu, level support atau batas bawah penurunan harga pertama dan kedua diproyeksikan berada pada level 4.524 dan 4.502.

Proyeksi penguatan ini terjadi setelah IHSG ditutup melemah dalam penutupan perdagangan terakhir pada 20 Mei 2020. Indeks ditutup melemah 0,06 persen ke level 4.545,95, terbebani oleh pelemahan sektor konsumer dan infrastruktur.

Kedua sektor itu sebelumnya mengalami penguatan dalam beberapa waktu terakhir. Walhasil, menurutnya, kedua sektor menjadi sasaran investor untuk melakukan aksi profit taking menjelang libur panjang dan cuti lebaran. “Selain itu, fluktuasi (IHSG) cukup tinggi masih dibayangi oleh banyaknya ketidakpastian dari global.”

Selain memperkirakan IHSG akan menguat pada perdagangan besok, Dennies juga menyampaikan beberapa rekomendasi untuk sejumlah saham pilihan Artha Sekuritas.

Dia merekomendasikan investor untuk membeli saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dengan entry range di kisaran Rp950-980 per saham. Menurutnya, saham berkode WIKA itu berpeluang masuk ke fase konsolidasi. “Saham WIKA mengindikasikan tren konsolidasi. Namun, rentang penguatan masih cukup lebar,” ujarnya.

Berdasarkan perkiraannya target harga untuk saham WIKA adalah Rp1.000 per saham hingga Rp1.030 per saham. Adapun, level untuk stop loss ditetapkan pada Rp930 per saham. Pada perdagangan terakhir, WIKA ditutup pada level Rp965 per saham.

Di samping itu, dua saham pilihan lainnya, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) masih diberikan rekomendasi hold.

Dennies menilai BBRI masih memiliki potensi melanjutkan tren penguatan. Dia menetapkan target harga sebesar Rp2.500 - Rp2.550 per saham untuk emiten bank pelat merah tersebut. TLKM diperkirakan masih akan melanjutkan tren koreksi dan menguji level support. Target harga untuk TLKM adalah Rp3.400 —Rp3.500 per saham. Dennies memberikan rambu-rambu bagi investor untuk melakukan stop loss pada level Rp3.100 per saham.

BISNIS.COM