https://statik.tempo.co/data/2020/05/25/id_940730/940730_720.jpg
Jyoti Kumari, 15 tahun membonceng ayahnya yang sakit pulang kampung sejauh 1,200 kilometer setelah India memberlakukan lockdown mencegah penularan virus corona.

Kisah Remaja India Bersepeda Membawa Ayah Pulang Sejauh 1.200 Km

by

TEMPO.CO, Jakarta - Kisah tragis kaum miskin di India akibat lockdown kembali terjadi dan kali ini seorang remaja India bersepeda membonceng ayahnya yang sakit pulang kampung sejauh 1.200 kilometer.

Remaja perempuan yang bernama Jyoti Kumari, 15 tahun membonceng ayahnya untuk pulang akibat lockdown di kota Gurugram, New Delhi, sehingga tidak ada lagi yang bisa diharapkan.

Kumari menyadari mereka berdua akan beresiko kelaparan jika bertahan karena sudah tidak ada pekerjaan untuk menghasilkan uang.

Ayahnya yang mengalami kecelakaan tidak dapat berjalan karena kecelakaan. Tadinya ayahnya pengemudi angkutan umum sejenis bajaj. Namun pemerintah memutuskan bajaj bukan aktivitas bisnis yang penting, sehingga dilarang beroperasi selama lockdown.

Kumari menuturkan tidak ada pilihan kecuali pulang ke kampung halaman di desa Darbhanga, negara bagian Bihar.

Dengan uang yang tersisa, Kumari membeli sepeda untuk pulang bersama ayahnya.

"Saya tidak ada pilihan. Kami tidak akan dapat bertahan jika saya tidak bersepeda ke desa saya," kata Kumari sebagaimana dilaporkan The Associated Press, Minggu, 24 Mei 2020.

Selama 10 hari Kumari mengayuh sepeda menempuh perjalanan ke kampung halaman untuk bergabung dengan ibu dan saudara-saudaranya yang sudah lebih dulu pulang.

Panas terik tidak menyurutkan Kumari untuk mengakhiri perjalanannya. Mereka bertahan dengan makanan dan air minum yang diberikan orang-orang yang tidak mereka kenal.

Dan hanya sekali Kumari mengistirahatkan kakinya dengan bantuan sebuah truk.

Kumari saat ditemui di rumah orang tuanya mengaku masih merasakan lelah yang sangat.

"Ini perjalanan yang sulit. Cuaca sangat panas, tapi saya tidak punya pilihan. Saya hanya punya satu tujuan di dalam pikiran saya, yaitu tiba di rumah," ujar Kumari.

Ayah Kumari, Paswan sempat meragukan anak perempuannya yang baru berusia 15 tahun sanggup memboncengnya pulang sejauh itu.

"Saya sejatinya ragu karena dia baru 15, namun saya keliru. Dia meminta saya duduk di boncengan sepeda dan cuek apa kata orang," ujar Paswan tentang anaknya itu, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, 25 Mei.

Setiba di kampung halaman, aparat desa menempatkan ayah Kumari di pusat karantina. Saat ini, mereka sekeluarga menjalani karantina di rumah.

Lockdown untuk mencegah penularan virus corona di India berubah menjadi krisis kemanusiaan dengan ribuan penduduk miskin dipaksa pulang ke kampung halaman mereka.

Mereka tidak dipersiapkan dengan baik ketika lockdown diberlakukan Maret lalu. Sehingga ribuan orang pulang dengan berjalan kaki membawa orang tua mereka yang lansia dan anak-anak mereka dengan menempuh puluhan hingga ratusan kilometer.

Remaja India bersepeda membonceng ayahnya menjadi sorotan masyarakat internasional. Sebenarnya Kumari tahu ada kereta khusus untuk mereka yang pulang ke kampung halaman akibat lockdown, namun ayahnya tidak dapat berjalan. Bahkan tidak sanggup mencapai stasiun kereta. Makanya dia memutuskan untuk membonceng ayahnya dengan sepeda pinknya.