Psikolog Sebut Proses Adaptasi New Normal Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental
by MerdekaMerdeka.com - Psikolog Klinis Dian Selaras Layanan Psikologi Bali, Ida Ayu Saraswati Indraharsani melihat, proses seseorang beradaptasi dalam penerapan kehidupan normal gaya baru atau new normal, dapat mempengaruhi kesehatan mental.
Dalam menghadapi era new normal itu, banyak tantangan yang harus dihadapi masyarakat salah satunya adalah beradaptasi dengan kebiasaan baru.
"Ketika mereka tidak terbiasa dengan kondisi baru yang harus dihadapi, itu dapat menimbulkan stress karena penolakan terhadap kondisi itu. Dalam proses penerimaan new normal itu memungkinkan seseorang untuk menolak beradaptasi, yang akhirnya akan jadi stress," kata Saraswati saat dihubungi melalui telepon di Denpasar, Senin (25/5). Seperti dilansir Antara.
proses adaptasi pasti tidak mudah. Karena ada beberapa proses penolakan terhadap kebiasaan - kebiasaan baru yang harus dijalani. Salah satunya muncul ketidaksenangan untuk menjalankan kebiasaan-kebiasaan baru itu. Sampai akhirnya pada tahap menerima kondisi dan mau menjalankan kebiasaan baru tersebut.
Proses beradaptasi setiap orang berbeda-beda. Tergantung persepsi dan kemampuan individu untuk menerima situasi. Dia mengatakan, proses untuk menjadikan suatu perilaku agar menjadi kebiasaan itu butuh waktu. Ada yang mudah beradaptasi dan ada juga yang lebih lambat.
Psikolog di Lembaga Pelindungan Perempuan dan Anak, Kabupaten Badung ini menjelaskan, kesehatan mental adalah kondisi yang baik tentang pikiran, perasaan, dan perilaku sehingga seseorang mampu untuk menjalani suatu situasi dan mengoptimalkan kapasitas diri yang dimiliki.
Dalam proses penerimaan new normal memungkinkan seseorang untuk menolak beradaptasi. Akhirnya bisa menjadi stress. Kesehatan mental bukan sekadar kejiwaannya normal atau tidak. Kesehatan mental itu tentang kemampuan berpikir yang rasional, untuk mengekspresikan emosi yang dirasa dan berperilaku tepat dengan kondisi yang hadapi.
"Tidak mudah melihat definisi kesehatan mental karena kasat mata, tidak seperti kesehatan fisik yang bisa terlihat langsung, tapi sama kayak orang sakit, fisik yang butuh waktu untuk sembuh, begitu juga kesehatan mental," katanya.
Penerapan gaya baru hidup normal masih belum digambarkan secara jelas. New normal yang diterapkan saat ini masih berpusat untuk pencegahan penyebaran pandemi.
Semisal, pergi kemanapun harus harus menggunakan masker. Sehabis pergi atau menyentuh barang-barang di publik area, selalu cuci tangan.
Selain itu, akan ada serapan teknologi yang membuat semakin kreatif berinovasi untuk teknologi-teknologi baru yang bisa diterapkan, karena di dunia ini diciptakan ada hal yang baik dan buruk, new normal ini pun punya dua sisi itu. [noe]