https://statik.tempo.co/data/2020/05/12/id_937454/937454_720.jpg
Sejumlah siswa yang mengenakan masker, berbaris sebelum memasuki sekolah dasar di Nagasaki, Jepang, 11 Mei 2020. Sekolah di berbagai negara kembali dibuka mulai 11 Mei ini seiring meredanya kasus virus Corona di negara-negara tersebut. Kyodo/via REUTERS

PM Jepang Shinzo Abe Cabut Darurat Corona di Tokyo dan 4 Wilayah

by

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mencabut keadaan darurat di Tokyo dan empat wilayah lainnya setelah jumlah kasus baru virus corona berada di bawah 50 di seluruh negara.

Abe mengatakan, pembukaan kembali akan dilakukan secara bertahap dan meminta masyarakat untuk beradaptasi dengan new normal.

"Baru-baru ini, kasus infeksi baru telah menurun di bawah 50 di seluruh negara, dan yang dulunya hampir 10 ribu kasus dirawat di rumah sakit, sekarang turun di bawah 2 ribu," kata Abe kepada wartawan, Senin, 25 Mei 2020, sebagaimana dilaporkan Aljazeera.

Para ahli yang ditugaskan pemerintah menyetujui pencabutan status darurat di Tokyo, prefektur Kanagawa, Chiba, Saitama, dan Hokkaido di utara.

Abe kemudian memperingatkan bahwa pencabutan status darurat bukan berarti wabah berakhir.

Dia mendesak masyarakat untuk tetap menghindari tiga hal: jarak yang dekat, tempat kerumunan, dan berkomunikasi secara dekat.

"Jika kita menurunkan kewaspadaan kita, infeksi akan menyebar dengan sangat cepat. Kita harus waspada. Kita perlu membuat gaya hidup baru, mulai sekarang kita perlu mengubah cara berpikir kita," ujar Abe.

Wabah virus corona menyerang Jepang. Data terbaru menyebutkan sekitar 16.600 kasus terkonfirmasi dan sekitar 850 kematian.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menerapkan keadaan darurat corona pada 7 April lalu di beberapa wilayah termasuk Tokyo dan memperluasnya ke seluruh negara sebulan kemudian. Status itu kemudian diperpanjang hingga akhir Mei ini.

Meski pada 14 Mei, sejumlah larangan telah dicabut di sebagian besar wilayah Jepang. Warga Jepang pun dibolehkan ke luar rumah untuk berbelanja.