Masuk Era Normal baru, Begini Cara Agar Berhenti Menyentuh Wajah

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2016/01/21/dc5c8a96-96cd-4cdf-b7de-180f59058e69_169.jpg?w=700&q=90
Foto: Ilustrasi menyentuh wajah (Thinkstock)

Jakarta -

Akibat dampak Corona, dunia kini perlahan mulai memasuki era normal baru. Tidak menyentuh wajah merupakan bagian dari kebiasaan di era normal baru ini. Lalu, bagaimana cara agar bisa berhenti menyentuh wajah?

Sebagaimana diketahui, era normal baru adalah kondisi normal yang tak pernah sama lagi seperti kondisi sebelumnya. Normal baru ini terbentuk karena setiap orang kini harus berusaha mencegah penularan virus Corona (COVID-19).

Salah satu cara untuk mencegah penularan virus ialah dengan tidak menyentuh wajah. Wajah bisa menjadi pintu masuk bagi penularan virus Corona. Namun, kebiasaan menyentuh wajah bagi sebagian orang memang sukar dihindari.

Seperti dilansir dari BBC, Rabu (18/5/2020) manusia adalah satu spesies yang sering menyentuh wajah secara teratur, dan kita sering melakukannya tanpa menyadarinya. Penelitian telah menunjukkan bahwa kita cenderung menyentuh dagu kita dan area di sekitar mulut, hidung dan mata.

Satu studi observasi tahun 2015 menganalisis perilaku mahasiswa kedokteran di Australia. Mary-Louse McLaws, seorang ahli pengendalian infeksi di Universitas North South Wales, Sydney, dan rekan-rekannya menemukan bahwa para siswa menyentuh wajah mereka rata-rata 23 kali dalam satu jam. Mengingat bahwa mahasiswa kedokteran harus lebih sadar akan risiko kebiasaan daripada yang lain.

Tetapi mengapa kita begitu sering menyentuh wajah kita, dan bagaimana kita bisa menghilangkannya?

Kebiasaan Mendasar

Martin Grunwald, seorang psikolog di University of Leipzig, Jerman, mengatakan bahwa menyentuh diri dengan cara ini adalah "perilaku mendasar dari spesies kita".

"Sentuhan-diri adalah gerakan pengaturan diri yang biasanya tidak dirancang untuk berkomunikasi dan sering dilakukan dengan sedikit atau tanpa kesadaran," katanya. "Mereka memainkan peran kunci dalam semua proses kognitif dan emosional. Mereka terjadi pada semua orang."

Menyentuh wajah kita dapat bertindak sebagai semacam mekanisme menenangkan diri, menurut Dacher Keltner, seorang psikolog di University of California, Berkeley. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kontak kulit-ke-kulit menghasilkan pelepasan hormon oksitosin, yang dapat membantu meningkatkan ketenangan dan mengurangi stres.

Memakai Masker Wajah

Bagi beberapa ahli kesehatan, kecenderungan untuk menyentuh wajah ini bisa dihambat dengan memakai masker wajah.

"Mengenakan topeng dapat mengurangi kecenderungan orang untuk menyentuh wajah mereka, yang merupakan sumber utama infeksi tanpa tangan yang bersih," kata Stephen Griffin, ahli virologi di University of Leeds, Inggris.

Menghitung Jumlah Sentuhan

Sementara itu, Michael Hallsworth, seorang ilmuwan perilaku di Universitas Columbia, mengatakan bahwa sangat sulit untuk menerapkan saran untuk tak menyentuh wajah.

"Memberitahu orang untuk melakukan sesuatu yang terjadi secara tidak sadar adalah masalah klasik," katanya. "Adalah jauh lebih mudah untuk membuat orang mencuci tangan lebih sering daripada membuat mereka menyentuh wajah mereka lebih sedikit. Kamu tidak akan sukses jika kamu hanya mengatakan 'Jangan lakukan hal yang tidak disadari' kepada seseorang."

Hallsworth, bagaimanapun, percaya bahwa ada beberapa teknik yang dapat membantu. Salah satunya adalah lebih memperhatikan seberapa sering kita menyentuh wajah kita.

Mencatat untuk tidak Menyentuh Wajah

Dia juga menyarankan agar seseorang membuat catatan bila perlu. Yaitu catatan untuk mengingatkan kita agar tidak menyentuh wajah.

"Catatan untuk diri sendiri" mengingatkan untuk tidak menyentuh wajah juga bisa membantu.

Kita juga dapat menggunakan metode untuk membuat tangan kita sibuk - melalui kegiatan memintal, misalnya -terutama pada saat-saat itu ibu jari kita menganggur.

(rdp/gbr)