Keutamaan Puasa Syawal, Pahalanya Seperti Puasa Terus-menerus

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2016/08/02/76933e5d-e3fb-4000-9238-2100edefe5a9_169.jpg?w=700&q=90
Foto: AFP Photo/Joel Saget/Keutamaan Puasa Syawal, Pahalanya Seperti Puasa Terus Menerus

Jakarta -

Usai Ramadhan 2020 bukan berarti umat Islam kehilangan ibadah yang menjadi sumber pahala. Muslim masih bisa melaksanakan puasa Syawal, yaitu ibadah sunnah yang dilakukan selepas Idul Fitri 1441 H.

Ustaz Abdul Somad atau UAS dalam perbincangannya dengan detikcom menyinggung pentingnya puasa Syawal bagi seorang muslim. Puasa Syawal menjadi upaya untuk tetap istiqomah setelah selesai melaksanakan puasa Ramadhan.

"Tujuannya menjaga dan melestarikan nilai-nilai selama Ramadhan. Kita ini banyak yang kalau selesai Ramadhan seperti kuda lepas dari kandang, maunya melompat saja. Nah, ini mesti dikawal dulu," kata Ustaz Abdul Somad.

Melakukan puasa Syawal selama enam hari juga merupakan upaya mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Keutamaan mengikuti ajaran dan sunnah Rasulullah SAW disebutkan dalam hadits berikut,

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، أَنَّ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ، كَانَ يَصُومُ أَشْهُرَ الْحُرُمِ ‏.‏ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏ "‏ صُمْ شَوَّالاً ‏"‏ ‏.‏ فَتَرَكَ أَشْهُرَ الْحُرُمِ ثُمَّ لَمْ يَزَلْ يَصُومُ شَوَّالاً حَتَّى مَاتَ

Artinya: Seperti diceritakan dari Muhammad bin Ibrahim, Usamah bin Zaid terbiasa puasa di bulan-bulan suci. Rasulullah SAW kemudian berkata, "Puasalah di Bulan Syawal." Lalu dia melaksanakan puasa tersebut hingga akhir hayat. (HR Sunan Ibnu Majah)

Hadits juga menyebutkan keutamaan puasa Syawal, yang disebutkan seperti melaksanakan ibadah tersebut terus menerus tanpa henti,

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ، - رضى الله عنه - أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ "‏ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ ‏"

Artinya: Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah SAW berkata, "Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus menerus." (HR Muslim).

Dengan keuntungan yang besar, tiap muslim jangan sampai tidak melaksanakan Puasa Syawal (https://www.detik.com/tag/puasa) meski hukumnya bukan wajib. Dikutip dari Arab News, Puasa Syawal bisa dilaksanakan saat memasuki hari kedua hingga ketujuh atau dilakukan di hari lain.

Manfaat lain Puasa Syawal yang merupakan ibadah sunnah adalah peluangnya menyelamatkan para muslim di hari akhir. Hadits menyebutkan, amalan yang dihitung berikutnya usai sholat adalah segala jenis ibadah yang tidak bersifat wajib.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ "‏ أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ صَلاَتُهُ فَإِنْ كَانَ أَكْمَلَهَا وَإِلاَّ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ وُجِدَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَكْمِلُوا بِهِ الْفَرِيضَةَ ‏"‏

Artinya: Seperti dinarasikan Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata, Amalan pertama yang dihitung dari seorang manusia adalah sholat. Jika sempurna maka semuanya akan tercatat lengkap, dan jika ada yang kurang Allah SWT akan berkata, "Periksalah jika hambaku melakukan ibadah sunnah (nafil)." Jika dia melakukannya maka ibadah wajib akan dilengkapi dari yang sunnah. (HR An-Nasa'i).

Hadist tersebut sejalan dengan perintah Allah SWT dalam firman-Nya surat Al-Imran ayat 133,

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Arab latin: Wa sāri'ū ilā magfiratim mir rabbikum wa jannatin 'arḍuhas-samāwātu wal-arḍu u'iddat lil-muttaqīn

Artinya: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.

(row/erd)