https://akcdn.detik.net.id/visual/2020/05/25/2cbba5f5-57d0-4872-bbd9-f15ee3149524_169.jpeg?w=1280&q=90
Cara Mengembalikan Pola Tidur Agar Kembali Teratur Pasca Lebaran/ Foto: iStock

Cara Mengembalikan Pola Tidur Agar Kembali Teratur Pasca Lebaran

by

link telah dicopy
Jakarta -

Pola tidur yang berantakan hingga kurangnya waktu istirahat bisa memicu masalah kesehatan, Bunda. Hal ini sering terjadi di bulan Ramadhan, di mana waktu tidur berantakan karena jadwal sahur dan buka puasa.

Menurut ahli diet Joe Leech MS, RD, kurang tidur bisa memicu kenaikan berat badan dan obesitas pada anak dan dewasa. Selain itu, pola tidur berantakan berkaitan erat dengan stres.

"Pola tidur yang buruk sangat terkait dengan depresi, terutama bagi mereka dengan gangguan tidur," kata Leech, dikutip dari Healthline, Senin (25/5/2020).

Lalu apa sih yang terjadi pada tubuh saat pola tidur berantakan? Bagaimana juga cara mengembalikannya agar teratur lagi usai Lebaran?

Kata konsultan penyakit paru dan gangguan tidur dari Hamad Medical Corporation (HMC) Dr Abul Aziz al-Hashmi, sifat bulan Ramadhan itu unik dalam kaitannya dengan waktu tidur. Banyak orang mengalami waktu tidur yang tidak teratur di siang hari karena harus terjaga di malam hari untuk beribadah.

Masalah tersebut sebanding dengan gangguan tidur ritme sirkadian yang biasanya dialami orang yang suka bepergian ke arah timur. Selain itu, sering juga dialami orang yang mengalami jet lag.

https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/22/8631b39d-19ca-4260-8d0f-20cf3763bd86_169.jpeg?w=1280
Ilustrasi wanita tidur/ Foto: iStock

Al-Hashmi mengatakan, hal tersebut disebabkan oleh perubahan jadwal tidur dan bangun, Bunda. Pada akhirnya dapat meningkatkan risiko pengembangan jam biologis seperti sindrom fase tidur tertunda atau gangguan irama sekresi melatonin.

"Ketika orang mengubah pola tidur dan bangun, mereka mungkin juga mengalami kantuk, sakit kepala, dan perubahan suasana hati," ujar Al-Hashmi, dilansir Gulf Times.

"Makan berlebihan, terutama mengonsumsi makanan manis atau berlemak yang kalori tinggi, berat badan bertambah, dispepsia, refluks gastro-esofagus, atau gangguan usus dapat meningkatkan risiko gangguan tidur selama Ramadhan," sambungnya.

Al-Hashmi menambahkan, ketika waktu malam, tubuh memproduksi lebih banyak melatonin dibandingkan siang hari. Melatonin adalah hormon yang membantu mengatur hormon lain dan mempertahankan ritme sirkadian tubuh. Ritme ini dalam 24 jam memainkan peran penting ketika seseorang tidur dan bangun.

Sebenarnya saat Ramadhan, kita bisa mengatur jadwal tidur. Seseorang dapat mencapai keseimbangan antara tidur dan beribadah selama Ramadhan dengan menyesuaikan jadwal tidurnya, Bunda.

"Orang yang memiliki riwayat pola tidur buruk dapat menderita insomnia dan gangguan jam biologis kronis setelah Ramadhan, di samping kesulitan dalam menyesuaikan pola tidur dan akhirnya menghambat waktu bekerja normal," kata Al-Hashmi.

Al-Hashmi menyarankan untuk secara bertahap menyesuaikan kembali jadwal tidur dan bangun selama beberapa hari, terutama di hari terakhir libur Lebaran atau masuk kerja. Hal ini bertujuan untuk membantu sinkronisasi jam biologis tubuh.

Bunda, simak juga ide dekorasi kamar tidur di rumah minimalis berikut ya.

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/som)
link telah dicopy