https://statik.tempo.co/data/2017/05/25/id_610170/610170_620.jpg
Ilustrasi berat badan. Shutterstock

Puasa Syawal Usai Lebaran Bantu Turunkan Berat Badan dan 7 Manfaat Lain

by

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Lebaran umat muslim biasamya menjalani ibadah sunnah puasa Syawal selama 6 hari. Ada beberapa manfaat puasa Syawal untuk kesehatan yang baik untuk kesehatan tubuh.

Setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan selama 30 hari, umat Islam dianjurkan untuk melanjutkan rutinitas puasa Syawal selama 6 hari setelah Lebaran. Selain para ahli agama yang mengakui manfaatnya, manfaat puasa Syawal untuk kesehatan juga berlimpah.

Manfaat kesehatan puasa Syawal

1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Seperti puasa pada umumnya, salah satu manfaat puasa Syawal adalah dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Southern Califormia yang tertarik mempelajari kaitan antara puasa dan daya tahan tubuh seseorang.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa rasa lapar selama puasa dapat memicu sel-sel induk dalam tubuh memproduksi sel darah putih baru yang melawan infeksi. Mereka menyebut puasa sebagai “pembalik sakelar regeneratif” yang mendorong sel induk menciptakan sel darah putih baru.

Penciptaan sel darah putih baru inilah yang membuat regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh terjadi sehingga mampu melindungi tubuh sekaligus menyingkirkan bagian-bagian dari sistem tubuh yang mungkin rusak, tua, atau tidak efisien selama berpuasa.

2. Mencegah timbulnya gangguan pencernaan

Manfaat puasa Syawal berikutnya adalah mencegah timbulnya gangguan pencernaan. Selama bulan Ramadan, sistem pencernaan dikondisikan untuk bekerja lebih lambat dari biasanya karena ada perubahan pola makan. Begitu masuk hari raya Lebaran, pola makan kembali normal sehingga umat Islam dapat kembali makan 3 hari sekali. Hal inilah yang dapat berisiko menyebabkan gangguan pencernaan. Nah, agar sistem pencernaan tidak kaget, dibutuhkan masa transisi yang biasanya memakan waktu antara 3 hari hingga 1 minggu. Sebab itu, puasa Syawal selama 6 hari sangat bermanfaat untuk mengendalikan masa transisi tersebut.

3. Mengendalikan gula dan lemak dalam tubuh

Saat hari raya Idul Fitri, sebagian orang mungkin mengonsumsi makanan yang berminyak dan berlemak, serta mengandung tinggi gula. Dengan menjalankan puasa Syawal, tubuh dapat mengendalikan gula dan lemak yang masuk sehingga membantu mengontrol pola makan.

4. Menurunkan berat badan

Tak sedikit orang yang menjalankan puasa karena ingin menurunkan berat badan. Pada dasarnya, berpuasa memang dapat membuat Anda jadi makan lebih sedikit. Saat berpuasa, kadar insulin di tubuh akan menurun, tetapi kadar hormon pertumbuhan dan norepinefrin akan meningkat. Hal ini yang dapat memicu tubuh untuk memecah lemak dan menggunakannya sebagai sumber energi.

Berpuasa juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga tubuh akan membakar lebih banyak kalori. Namun, bila saat waktu berbuka puasa, Anda justru mengonsumsi makanan berlemak dan tinggi gula, maka keinginan menurunkan berat badan bisa jadi hanya sekadar angan-angan.

5. Mengurangi risiko penyakit diabetes tipe 2

Menjalani puasa Syawal juga dipercaya dapat menurunkan risiko seseorang terkena diabetes melitus tipe 2. Pasalnya, berpuasa dapat mengendalikan insulin dan membantu penurunan berat badan, di mana kedua faktor ini yang berhubungan erat dengan penyakit diabetes.

6. Meningkatkan kesehatan jantung

Manfaat puasa Syawal selanjutnya adalah meningkatkan kesehatan jantung. Ya, para peneliti mengungkapkan bahwa berpuasa dapat menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan kadar trigliserida.

7. Menyehatkan otak

Sebuah hasil studi yang dilakukan pada hewan uji mengungkapkan bahwa berpuasa dapat meningkatkan kemampuan belajar serta daya ingat. Selain itu, manfaat puasa juga dapat mengurangi risiko munculnya penyakit Alzheimer, Parkinson, dan stroke.

8. Mencegah kanker

Rutin berpuasa, termasuk menjalani puasa Syawal, diyakini dapat mengendalikan kadar insulin dan meredakan peradangan atau inflamasi dalam tubuh. Keduanya merupakan faktor biologis yang telah lama dikaitkan dengan terbentuknya sel kanker.

SEHATQ