Mau Kembali ke Jakarta, Pastikan Anda Kantongi Syarat Ini
by Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mengantisipasi arus balik di tengah pandemi virus corona (COVID-19). Warga yang ingin masuk ke Jakarta harus mengantongi sejumlah syarat, yakni Surat Izin Keluar Masuk atau SIKM.
"Sejak pertengahan bulan ramadan sudah disampaikan, tetap di Jakarta, karena kalau tidak belum tentu bisa kembali dengan cepat," ujar Anies dalam konferensi pers di BNPB, Senin (25/5/2020).
Dia menjelaskan formulir SIKM bisa didownload di halaman Corona.jakarta.go.id. Di sana tertera dengan jelas 8 dokumen yang harus dipenuhi untuk warga luar Jabodetabek untuk bisa mendapatkan izin, yakni Surat keterangan dari kelurahan/desa asal, Surat pernyataan sehat bermeterai dan Surat Keterangan Bekerja di DKI Jakarta dari tempat kerja.
Berikutnya adalah Surat Tugas/Undangan dari instansi/perusahaan tempat bekerja di Jakarta, Surat jaminan bermeterai dari keluarga atau tempat kerja yang berada di Provinsi DKI Jakarta yang diketahui oleh Ketua RT setempat atau Surat keterangan domisili tempat tinggal dari kelurahan di Jakarta untuk pemohon dengan alasan darurat.
Sebagai informasi, izin ini hanya diberikan kepada karyawan dari perusahaan dari 11 sektor yang masih boleh beroperasi selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sektor tersebut adalah kesehatan, bahan pangan atau makanan dan minuman, energi, serta komunikasi dan teknologi informatika. Kemudian juga ada bidang keuangan, logistik, perhotelan, hingga konstruksi.
"Kami kerja sama dengan Kementerian Perhubungan, Kepolisian dan Satpol PP. Ada lebih dari 10 titik pemeriksaan di Jabodetabek. Mereka yang tidak ada izin tidak boleh lewat," ujar Anies.
Anies meminta kepada semua orang yang tidak memiliki izin sesuai ketentuan untuk menunda kedatangan ke Jakarta sampai Pandemi COVID-19 selesai.
"Kalau memaksakan anda akan kesulitan dalam perjalanan, Ini dilakukan agar kerja keras puluhan juta orang selama berbulan-bulan dalam menurunkan COVID-19 batal karena ada gelombang baru COVID-19," ujarnya.
(dob/dob)