Genjot Pembelian Obligasi, Ini Isi Risalah Rapat ECB
by Haryanto, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Para pejabat bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) siap untuk meningkatkan pembelian obligasi bulan depan jika diperlukan untuk memerangi dampak ekonomi dari pandemi virus corona, menurut risalah pertemuan kebijakan bulan April, Jumat (22/5).
ECB pada bulan Maret meluncurkan program pembelian obligasi sebesar 750 miliar euro (US$ 820 miliar) untuk mendukung pemerintah dan bisnis dalam menghadapi jatuhnya pertumbuhan ekonomi. Tetapi ECB mengejutkan beberapa analis dengan membiarkan ukuran program tidak berubah pada pertemuan 29-30 April, sementara mempermanis persyaratan pinjaman kepada bank-bank zona euro.
Risalah pertemuan April, yang diterbitkan Jumat, menunjukkan ECB siap untuk memperluas program pembelian obligasi baru pada pertemuan 4 Juni, yang akan membantu pemerintah zona euro membiayai pertempuran melawan virus, jika data baru menunjukkan stimulus saat ini terlalu kecil.
"Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa hilangnya kepercayaan terhadap pasar keuangan harus dihindari dan tindakan pre-emptive lebih disukai," kata berita acara, melansir dari Dow Jones Newswires.
Pre-emptive mempunyai arti kemampuan sistem operasi untuk memberhentikan sementara proses yang sedang berjalan untuk memberi ruang kepada proses yang prioritasnya lebih tinggi.
ECB berusaha untuk menjaga biaya pinjaman pemerintah zona euro tetap terkendali, tetapi para pejabat mencatat bahwa beberapa telah merangkak naik sejak pertengahan Maret, karena pendapatan pemerintah telah turun dan program-program mahal untuk memerangi pandemi telah diluncurkan.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa pejabat ECB bersedia untuk bertindak agresif, bahkan ketika mereka mempertimbangkan implikasi hukum dari pembelian obligasi bank.
Pengadilan tinggi Jerman mengajukan pertanyaan tentang kebijakan 'uang mudah' (Quantitative Easing/QE) ECB bulan ini, dengan keputusan yang menyetujui program pembelian obligasi sebelumnya sambil menuntut kejelasan yang lebih besar tentang dampak ekonominya.
Pada pertemuan bulan April, seorang pejabat ECB memperingatkan bahwa pembelian utang negara "harus dilaksanakan dengan hati-hati agar tidak mendorong perilaku yang tidak bertanggung jawab di pihak pemerintah."
Tetapi pejabat lain mengatakan itu bukan alasan bagi ECB untuk berhenti membeli utang, dan dengan demikian untuk mengejar mandatnya menjaga inflasi mendekati 2%.
Untuk memastikan bahwa ECB mematuhi mandatnya, bank harus menjaga target inflasi "ke depan," sambil memantau pengeluaran dan defisit utang pemerintah, risalah tersebut mengatakan.
Sebelumnya pada hari Jumat (22/5/2020), bank sentral Jerman (Bundesbank) menerbitkan laporan positif tentang dampak ekonomi dari pembelian obligasi ECB.
Laporan tersebut, yang diterbitkan Jumat di situs web Bundesbank dan ditulis oleh dua staf, menemukan bahwa program pembelian aset awal 2,7 triliun euro ECB telah mendorong produksi ekonomi, pinjaman bank dan inflasi di empat ekonomi terbesar zona euro.
Pejabat Bundesbank telah lama menyatakan skeptis tentang pembelian obligasi ECB, yang telah dikritik oleh sejumlah pejabat Jerman karena dianggap menyakiti para penabung dan mensubsidi pemerintah Eropa Selatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)