https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/03/03/da957228-9a48-4202-9f69-a074023960b1_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Sekolah di depok terapkan pencegahan virus corona. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Sedihnya Pelajar RI: Sekolah Dibuka Rasanya Tak Sama Lagi

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Walau wacana sekolah kembali dibuka dalam waktu dekat dibantah oleh Menteri Pendidikan, tetap saja bangku-bangku di ruang kelas akan terasa sangat berbeda kalaupun sekolah kembali dibuka nantinya. 

Baru-baru ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim membantah adanya informasi yang menyebutkan tahun ajaran baru akan dimulai pada Juni 2020. 

Saat ini Kemendikbud belum menentukan kapan dimulainya tahun ajaran baru sekolah pada 2020. Nadiem mengatakan masih belum bisa memberikan pernyataan resmi terkait keputusan tahun ajaran baru, karena dipusatkan di Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.


"Mohon menunggu dan saya belum bisa memberikan statement apapun untuk keputusan itu. Karena dipusatkan di gugus tugas. Mohon kesabaran. Kalau ada hoax-hoax dan apa sampai akhir tahun, itu tidak benar," kata Nadiem saat melakukan rapat kerja virtual dengan Komisi X, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (22/5/2020).

Seperti diketahui bersama, semenjak wabah corona merebak di Tanah Air, pemerintah memutuskan untuk menutup sekolah. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang biasanya berada di ruang kelas kini harus berpindah ke rumah masing-masing dengan mengandalkan gadget. 

Sudah satu bulan lebih siswa sekolah dasar (SD) hingga mahasiswa menjalankan aktivitas belajarnya dari rumah menggunakan media daring (online) seiring dengan kebijakan social distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah di Indonesia untuk menekan penyebaran virus corona.

Bahkan pemerintah pun memutuskan untuk membatalkan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2020. Wabah corona telah merubah segalanya. Bahkan wajah pendidikan di dalam negeri.

Sudah hampir dua bulan berlangsung, wabah corona di Indonesia belum menunjukkan adanya tanda-tanda melandai. Bahkan dalam beberapa hari terakhir jelang lebaran jumlah kasus baru sempat melesat mendekati angka 1.000 dalam sehari.

Lonjakan kasus yang terjadi setidaknya diakibatkan oleh dua faktor. Pertama, pemerintah terus menggeber jumlah orang yang dites corona dan kedua adalah mulai naiknya intensitas mobilitas publik jelang hari raya Idul Fitri.

Bagaimanapun juga jika kasus tak segera melandai, akan sulit untuk membuka kembali perekonomian termasuk memperbolehkan siswa masuk sekolah. Sampai saat ini angka reproduksi efektif wabah (Rt) di berbagai daerah masih di atas 1.

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/22/b4587a52-b467-4159-b5d3-710911c36264.png?w=739
Angka Reproduksi Efektif (Rt) Covid-19 di Indonesia
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/22/ccc7df7f-33ba-4bc6-b5f3-b64750bb2602.png?w=789
Sumber : Kementerian PPN/Bappenas

Padahal prasyarat aktivitas boleh kembali dibuka adalah ketika epidemi sudah dikontrol. Sementara indikator utama epidemi dapat dikontrol adalah angka Rt
Jika mengacu pada indikator itu saja, sebenarnya wacana kembali dibukanya sekolah memang belum saatnya. Namun jika sekolah terlalu lama dliburkan atau KBM masih menggunakan media online, dampak ekonomi dan psikologis yang dirasakan akan semakin signifikan.


1 dari 3 Halaman