Ricuh di Masjid Buol Gegara Ulah Provokator

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/24/3be1dfd8-536c-4a8f-9ead-8b6011100f16_169.jpeg?w=700&q=90
Foto: tangkapan layar

Buol -

Viral video kericuhan di sebuah desa di wilayah Buol, Sulawesi Tengah. Kericuhan terjadi antara jemaah masjid dan perangkat serta aparat desa.

Disebutkan penyebabnya karena kepala desa setempat melarang warga salat Id berjemaah di masjid, faktanya salat Id terlanjur berlangsung sehingga tak ada larangan. Polisi menyebut keributan dipicu provokasi dari pihak warga.

"Karena sudah telanjur dipergunakan untuk salat, aparat hanya menunggu di luar. Ada Kades, Linmas, Kapospol, Bhabinkamtibmas. Mereka tidak berhentikan, karena telanjur sudah salat, mereka biarkan. Kemudian di dalam masjid juga mereka tidak menerapkan protokol kesehatan termasuk jaga jarak. Nah pas keluar, selesai salat, ditegurlah oleh kepala desa bernama Pak Hamzah. Ditanya siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan salat tadi," kata Kapolsek Bunobogu, AKP Muhammad Hasby, kepada detikcom, pada Minggu (24/5/2020).

Peristiwa itu terjadi jemaah Masjid Al-Nikmat, Desa Lripubogu, Kecamatan Gadung, Kabupaten Buol pada Minggu pagi. Polisi menjelaskan kepala desa hendak menegur penyelenggara salat Id lantaran jelas-jelas tak mengindahkan imbauan pemerintah untuk ibadah di rumah di tengah pandemi Corona (COVID-19).

"Nah Pemkab, camat turun sampai ke kepala desa sudah sosialisasi ke desa-desa, kecamatan semuanya, bahwa untuk pelaksanaan salat Id belum bisa di masjid. Kita harus laksanakan di rumah dengan keluarga. Tapi ada memang beberapa warga desa yang keras kepala, tapi tidak semuanya. (Jemaah) satu masjid itu, Masjid Al-Nikmat, sambung Hasby.

Dia menjelaskan ada 30 orang jemaah yang salat Id di masjid tersebut. Pihak warga atau jemaah yang merasa dilarang ibadah kemudian mengintimidasi rombongan kades.

"Di situ terprovokasi itu oleh beberapa orang, termasuk imamnya salat Id itu. Ada yang provokasi sehingga situasi panas. Pak Camatnya itu kena tendang, kemudian Kapospol juga didorong, sambil teriak-teriak mau ditembak katanya," cerita Hasby.

Mendengar informasi kejadian, Hasby langsung bertolak ke lokasi. Para warga diajak duduk bersama, kemudian diamankan ke Polsek Bunobugo.

"Saya saat kejadian lagi mengawasi masjid besar di kecamatan induk. Setelah dengar informasi itu, saya langsung ke TKP (tempat kejadian perkara). Alhamdulillah saya amankan semua, saya netralisir, saya ajak duduk bersama dengan yang diduga pelaku kekerasan terhadap perangkat dan aparat desa," sebut Hasby.

Untuk menghindari kericuhan memanjang, polisi menggiring 19 orang yang diduga melakukan perlawanan pada aparat ke Polsek Bunobugo.

Setelah diamankan di polsek, proses hukum terhadap pelaku kekerasan dilimpahkan ke polres. Hasby menambahkan saat satu provokator yakni Manap, yang memakai baju putih dan memukul hansip seperti terekam dalam video, sudah mengaku salah.

"Di polsek sudah aman, di desa juga sudah tidak ada lagi yang ribut. Mereka sudah mengaku salah, Kemudian mereka kami limpahkan ke polres," tutup dia.

Hasby menyebut Manap sebagai salah satu provokator yang membuat suasana memanas. Dia juga menerangkan Manap tak termasuk dalam 30 jemaah yang melakukan salat Id.

"Dia diduga ikut memprovokasi. Padahal dia tidak salat Id," ucap Hasby.

(aud/aud)