Terima Bantuan Minyak dari Iran, Maduro Sampaikan Terima Kasih
by Non Koresponden , Istman Musaharun PramadibaTEMPO.CO, Jakarta - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menyampaikan terima kasih kepada Presiden Iran, Hassan Rouhani, yang telah mengirimkan bantuan migas. Menurut Maduro, bantuan dari Iran sungguh menolong Venezuela bertahan dari krisis energi untuk beberapa bulan ke depan.
Maduro tak hanya mengucapkan terima kasih ke Iran, namun juga menyinggung ancaman Amerika. Pekan lalu, Amerika mengancam akan bereaksi keras apabila Iran tetap mengirimkan bantuan ke Venezuela. Dalam pernyataannya, Maduro mengatakan bahwa Iran dan Venezuela berhak untuk saling membantu dan berdagang.
"Venezuela dan Iran sama-sama menginginkan kedamaian dan kami memiliki hak untuk berdagang dengan bebas. Kami adalah revolusioner yang tidak akan berlutut terhadap 'Kekaisaran' Amerika Utara," ujar Maduro dalam keterangan persnya sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 25 Mei 2020.
Diberitakan sebelumnya, Amerika memperingatkan Iran untuk jangan coba-coba membantu Venezuela menghadapi krisis energi. Sebab, kedua negara dalam status menjalani sanksi dagang dari Amerika. Jika Iran tetap membandel, Amerika mengancam akan meresponnya dengan keras.
Adapun Venezuela, saat ini, tengah menghadapi krisis energi terburuknya. Migas langka di sana karena kilang minyak mereka hanya beroperasi 10 persen dari kapasitas aslinya, 1,3 juta barrel per hari. Alhasil, Venezuela harus mencari bantuan dari negara lain.
Karena sanksi dagang Amerika, Venezuela kesulitan mencari bantuan. Opsi yang dimiliki untuk sumber dan jenis migas yang bisa diterima terbatas. Untungnya, Iran menyanggupi permintaan Venezuela dan langsung menjadwalkan pengiriman migas dengan lima kapal tanker.
Kapal pertama, bernama Fortune, tiba di Pelabuhan El Palito, Caracas, pada hari ini. Kapal kedua, Forest, baru memasuki perairan Karibia. Sementara itu, tiga sisanya masih berada di Samdura Atlantik. Dikutip dari Reuters, Iran mengirimkan 1,53 juta barrel minyak per kapal.
Hingga berita ini ditulis, Pemerintah Amerika enggan berkomentar soal hukuman apa yang akan diberikan kepada Iran dan Venezuela. Banyak pihak menduga Amerika akan merespon secara militer mengingat ada penempatan armada di lautan Karibia. Pentagon membantah keberadaan armada tersebut terkait masalah di Venezuela.
Terlepas dari hukuman apa yang akan diberikan, Pemerintah Amerika menyatakan bahwa krisis energi Venezuela adalah wujud kegagalan Maduro sebagai presiden.
"Krisis energi di Venezuela adalah catatan yang menyedihkan perihal kinerja Maduro. Warga Venezuela berhak mendapatkan Pemilu Presiden yang lebih adil dan jujur, untuk demokrasi dan perbaikan ekonomi, bukannya presiden yang malah membuat kesepakatan mahal dengan negeri pariah," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika, Morgan Ortagus.
ISTMAN MP | REUTERS