https://statik.tempo.co/data/2020/05/25/id_940656/940656_720.jpg
Spesies baru tokek Asia, Cyrtodactylus jatnai, dari Taman Nasional Bali Barat. ISTIMEWA

Peneliti Buktikan Tokek Bali Spesies Baru di Indonesia

by

TEMPO.CO, Jakarta - Satu jenis baru tokek asia (Cyrtodactylus) ditemukan hidup di Taman Nasional Bali Barat. Sejak seratus tahun yang lalu, jenis tokek di Indonesia dikenal sebagai C. fumosus atau tokek jari bengkok. Namun berdasarkan pemeriksaan mendetail ditemukan bahwa Tokek Bali atau Cyrtodactylus dari Bali tersebut setidaknya berasal dari satu jenis yang berbeda.

Hasil pemeriksaan morfologi dan contoh dari beberapa daerah biogeografi lainnya menunjukkan bahwa spesies baru tersebut lebih menyerupai C. seribuatensis dari Pulau Seribuat di Malaysia sebelah barat. Hasil studi ini sekaligus memberi bukti terbaru kalau genetika sejumlah spesies yang populasinya ada di Pulau Bali berbeda dari yang hidup di daratan Sunda Besar, sekalipun pulau itu hanya dipisahkan oleh selat yang sempit.

Penelitian tentang identifikasi spesies baru tokek Asia tersebut dimuat dalam jurnal biodiversitas Asia, Taprobanica, edisi Mei 2020 ini. Tim penelitinya menegaskan hasil studi sebelumnya tentang taksonomi Cyrtodactylus di Indonesia yang menduga spesimen asal Bali itu berbeda dari spesies yang dikira selama ini.

Studi terbaru mendokumentasikan bukti-bukti perbedaan itu lalu memberikan nama baru Cyrtodactilus jatnai, mengambil nama ahli konservasi, ekologi dan primatologi dari Universitas Indonesia, Profesor Jatna Supriatna. Jatna yang lahir di Bali, dimana spesies baru ini berasal, dikenal di kalangan konservasi internasional sebagai “the conservation warrior of Indonesia”.

C. jatnai kini tercatat sebagai satu-satunya kadal Asia yang dilaporkan dari Bali Barat dan endemik pulau wisata itu. "Kami percaya survei dan studi taksonomis yang lebih komprehensif akan memperkaya pengetahuan kita tentang biodiversitas Pulau Bali, juga perkembangan evolusi faunanya dalam relasi dengan daratan Sunda," bunyi bagian dari makalah yang ditulis dalam jurnal.

Tim peneliti yang melakukan studi itu terdiri dari, antara lain, A. A. Thasun Amarasinghe dari Pusat Riset Perubahan Iklim, Universitas Indonesia, yang juga anggota Asosiasi Herpetologi Asia. Lainnya adalah Awal Riyanto dan Mumpuni dari Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI); serta Lee L. Grismer dari Departemen Biologi, La Sierra University, Amerika Serikat.