https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/08/08/2cf74c9d-1b15-4710-a7eb-f1b1c1cc229a_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Besok Pasar Keuangan RI Mulai Buka, Ini Sederet Sentimennya

by

Jakrta, CNBC Indonesia - Mulai besok pasar keuangan Indonesia mulai beraktivitas normal. Transaksi di pasar modal dan lembaga keuangan lainnya mulai dibuka kembali setelah libur sejak Kamis (21/5/2020) hingga hari ini Senin (25/5/2020).

Selama pasar keuangan Indonesia libur, di pasar keuangan global tetap beraktivitas. Sejauh ini, tidak ada perkembangan signifikan yang membuat pasar keuangan bergejolak.

Seharusnya, pembukaan kembali pasar keuangan Indonesia besok, Selasa (26/5/2020), tak banyak gejolak yang akan mempengaruhi bursa saham domestik. 


Namun ada beberapa rilis yang patut disimak yang akan menjadi sentimen bagi pasar keuangan domestik.

Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat, hari ini libur. Sementara beberapa bursa di kawasan Asia juga banyak yang libur antara lain Singapura dan India.

Selasa
Lembaga Conference Board (CB) akan merilis dat indeks kepercayaan konsumen AS untuk bulan Mei yang diperkirakan untuk melemah, mencerminkan lebih banyak orang yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan prospek yang semakin gelap.

Survei CB tersebut dilakukan terhadap sekitar 5.000 rumah tangga yang meminta responden untuk menilai tingkat relatif dari kondisi ekonomi saat ini dan masa depan termasuk ketersediaan tenaga kerja, kondisi bisnis, dan situasi ekonomi secara keseluruhan. Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) di bulan Mei diperkirakan untuk pembacaan 87,1, menyusul penurunan tajam di bulan April di 86,9 turun dari 118,8 pada bulan Maret.

"Kepercayaan konsumen melemah secara signifikan pada bulan April, didorong oleh kemerosotan parah dalam kondisi saat ini," kata Lynn Franco, Direktur Senior Indikator Ekonomi di The Conference Board, melansir dari Dow Jones Newswires.

"Penurunan dalam Indeks situasi sekarang, yang terbesar dalam catatan, mencerminkan kontraksi tajam dalam kegiatan ekonomi dan meningkatnya klaim pengangguran yang diakibatkan oleh krisis COVID-19. Harapan jangka pendek konsumen untuk ekonomi dan pasar tenaga kerja membaik, kemungkinan didorong oleh kemungkinan bahwa pembatasan tinggal di rumah akan segera dilonggarkan, bersamaan dengan pembukaan kembali ekonomi. Namun, konsumen kurang optimis tentang prospek keuangan mereka dan ini bisa berakibat pada pengeluaran karena pemulihan berlangsung. Ketidakpastian efek ekonomi COVID-19 kemungkinan akan menyebabkan ekspektasi berfluktuasi di bulan-bulan mendatang. "

Kamis
Bank sentral Korea (Bank of Korea/BoK) akan merilis pernyataan kebijakan. Ekonom mencari lebih banyak stimulus di samping menurunkan perkiraan pertumbuhan dan inflasi.

Sementara sentimen bisnis zona euro diperkirakan mengalami penurunan kepercayaan paling tajam dalam catatan untuk  pembacaan minus tiga dari (-1,81) karena lockdown terkait virus korona diperketat pada bulan April. Pesimisme yang biasanya akan menandakan kemunduran besar dalam investasi dan perekrutan.

Selain itu, data klaim pengangguran mingguan AS terus menurun dari puncaknya yang mencapai hampir 7 juta pada akhir Maret. Tetapi jutaan klaim pengangguran masih akan mencerminkan penurunan tingkat resesi pasar tenaga kerja. Sementara pesanan baru untuk barang tahan lama AS di bulan April diperkirakan mencerminkan penurunan tajam dalam permintaan konsumen dan investasi bisnis selama bulan tersebut dengan angka minus 16,2% dari (-15,8%) di bulan sebelumnya.

Jumat
Inflasi zona euro telah melemah sejak pemerintah mulai memberlakukan karantina wilayah (lockdown) dalam upaya untuk membatasi penyebaran virus corona, dan angka yang akan dirilis oleh badan statistik Uni Eropa diperkirakan bahwa harga konsumen lebih rendah di bulan Mei untuk pembacaan 0,0% dari 0,3% di bulan sebelumnya, dan hampir rata secara tahunan pada 0,8% dari 0,9%.

Sementara pengeluaran konsumen dan data inflasi AS untuk bulan April diperkirakan akan menunjukkan penurunan besar lainnya dalam pembelian rumah tangga dan tren disinflasi yang muncul. Pengeluaran konsumen diperkirakan untuk (-11,4%) dari (-7,5%), sementara inflasi harga konsumen diperkirakan untuk (-0,3%) dari (-0,1%) di bulan sebelumnya.

 

[Gambas:Video CNBC]

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(har/har)