Bagaimana Cara Startup Bertahan dan Berkembang di Tengah Pandemi?
by Herdi Alif Al HikamJakarta -
Semua lini bisnis menghadapi kesulitan besar di tengah masa pandemi Corona. Salah satu kesulitan besarnya adalah untuk mendapatkan pendanaan, apalagi untuk bisnis startup.
Dilansir dari CNBC, Senin (25/5/2020), Direktur Pelaksana di Sequoia Capital India Rajan Anandan mengatakan, saat ini pengusaha sedang berusaha keras membangun bisnis. Mereka juga sedang memahami bagaimana pandemi mengubah perilaku para pengguna di masa depan dalam melakukan adaptasi.
Data dari CB Insights dan Crunchbase menunjukkan, di kuartal pertama 2020 telah terjadi penurunan aksi fundraising alias penggalangan dana untuk startup. Dari data tersebut menunjukkan bahwa perlambatan makin nyata dan terasa telah terjadi.
Pandemi pun telah mendorong ekonomi global ke melambat. Pasalnya, sebagian besar pemerintah menekan kegiatan bisnis demi mencegah pembentukan mata rantai virus yang baru.
Lalu bagaimana cara agar startup bisa mendapatkan peluang untuk tumbuh di tengah pandemi Corona?
Memastikan Adanya Cadangan Uang Tunai
Anandan mengatakan, perusahaan startup harus memastikan adanya cadangan uang tunai. Uang tersebut akan digunakan untuk menjadi landasan operasional perusahaan.
Dia menjelaskan, perusahaan startup juga perlu mengubah cara mereka menjual produknya. Bagaimana cara mereka menghabiskan uang pemasaran mereka dan di mana mereka dapat menemukan pelanggan baru.
"Setelah Anda memiliki landasan pacu yang memadai, fokuslah untuk menyusun kembali bisnis Anda. Jika bisnis Anda sangat terkena dampak, Anda dapat mempertimbangkan berputar ke segmen yang sama sekali berbeda," kata Anandan.
"Cobalah memahami bagaimana perilaku konsumen dan pembelian cenderung berubah dalam kaitannya dengan COVID-19 dan selaraskan strategi Anda sesuai dengan kemungkinan skenario baru yang akan terjadi," lanjutnya.
Simak Video "Bocah SD di Purwakarta Belajar Menjahit Isi Waktu Luang saat Pandemi Corona"
[Gambas:Video 20detik]
Gunakan Uang dengan Cepat
Mitra di perusahaan modal ventura Lightspeed India Hemanth Mohapatra mengatakan bagi startup yang sudah mengumpulkan pendanaan, harus segera melakukan perputaran uang dengan cepat. Dia menilai dalam iklim bisnis saat ini, valuasi untuk perusahaan startup akan jatuh.
"Saran kami kepada para startup adalah untuk menutup putaran mereka secepat mungkin, tidak menunggu beberapa lembar istilah, tidak menunggu syarat terbaik yang mungkin mereka dapatkan. Tidak untuk berbelanja dan hanya menutup putaran dengan cepat," kata Mohapatra.
Temukan Peluang di Tengah Tren Baru
Pandemi memang meluluhlantakkan beberapa sektor usaha. Namun masih ada yang bisa bertahan bahkan bertumbuh, seperti e-commerce, pembayaran digital, pekerjaan jarak jauh, pembelajaran online, dan teknologi perawatan kesehatan.
Investor startup Vinod Nair mengatakan bahwa krisis yang berlangsung telah menyebabkan dua jenis perubahan perilaku pada dunia bisnis. Pertama, perubahan taktis dalam kebiasaan konsumsi yang diperkirakan akan bertahan hingga dua tahun.
"Kedua, ada beberapa perubahan struktural yang terjadi - seperti lebih banyak orang mungkin akan bekerja dari rumah bahkan setelah pandemi selesai," kata Nair.
Sebagai contoh, penggunaan lapak online, pembayaran digital dan layanan kesehatan elektronik. Bahkan layanan kesehatan elektronik sudah berkembang, mulai dari kelas latihan online hingga konsultasi dengan dokter melalui internet.
Anandan menambahkan bahwa di samping perubahan perilaku konsumen, pandemi ini mempercepat laju digitalisasi. Di India, pun hal in terjadi dengan pesat di sektor pendidikan dan kesehatan.
"Jumlah pelajar online dalam pendidikan telah berlipat dua selama dua bulan terakhir. Telemedicine, yang hampir tidak ada di India beberapa bulan yang lalu, sekarang tumbuh pada tingkat yang eksponensial, "katanya.
Simak Video "Bocah SD di Purwakarta Belajar Menjahit Isi Waktu Luang saat Pandemi Corona"
[Gambas:Video 20detik]
(eds/eds)