https://akcdn.detik.net.id/visual/2020/02/05/2368a8d8-8aa4-4ba5-8173-ca4edcf8926c_169.jpeg?w=1280&q=90
Ilustrasi mertua/Foto: iStock

Mertua Manjakan Si Kecil Saat Bunda Sudah Disiplin, Harus Gimana?

by

link telah dicopy
Jakarta - Pernahkah Bunda mengalami hal ini? Saat Bunda sudah menerapkan disiplin, namun mertua malah memanjakannya dengan berbagai cara.

Inilah yang sempat dialami oleh salah satu Sahabat HaiBunda, Bunda F. Kebetulan saat itu Bunda Citra tengah berdiskusi dengan kami mengenai 10 Kalimat Pengganti Larangan Selain Jangan.

"Bagaimana cara menyiasati kalau kita sudah berupaya memberi tahu atau melarang anak dengan tidak menggunakan kata 'jangan'. Tapi anak juga nyatanya tidak mendengarkan dan pada akhirnya kebanyakan orang tua pula yang kesal dan kata 'jangan' itu pasti ujung-ujungnya keluar juga.


Memang kalau memberi tahu yang baik atau buruk itu harus ada sebab dan akibatnya. Tapi yang saya rasakan saat ini untuk anak pertama saya sudah susah untuk diberitahu. Apakah ini bisa jd pengaruh di pola didik ya?'Kan saya juga tinggal sama mertua yang apa-apa membiarkan anak mau ngapain aja dan selalu dikasih."

https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2015/10/16/437bc046-740b-43c4-b739-4b797993c2fb_169.jpg?w=1280
Ilustrasi disiplinkan anak/ Foto: Thinkstock

Disarankan oleh psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi,M.Psi., memang akan sulit biasanya ketika awal-awal masa untuk membentuk pola pengasuhan positif dengan meminimalisir kata 'Jangan. Terlebih lagi ketika anak memiliki standar ganda dalam penerapan aturan (misalnya aturan tidak hanya datang dari orang tua, namun kakek nenek juga berperan bahkan lebih dominan).

"Ada baiknya bicarakan ini dengan pasangan dengan tujuan berdiskusi mengenai penerapan yang konsisten dan minta suami juga berbicara kepada orang tuanya mengenai rencana penerapan aturan tersebut sehingga anak hanya akan mendapatkan satu pola dan mengenalkan konsekuensi kepada anak mengenai efek/akibat dari hal yang ia lakukan," saran Ratih pada HaiBunda.

Selain itu, tambah Ratih, jika anak sering kali sulit mendengar apa yang diucapkan oleh orang tuanya, coba cek kembali bagaimana koneksi antara orang tua dengan anak, apakah kuat atau lemah? Hal ini akan sangat memengaruhi bagaimana anak memposisikan diri ketika orang tua memberikan arahan atau aturan.
"Perbanyaklah interaksi positif dengan anak dan mendengar secara aktif sehingga koneksi dapat terbentuk berkualitas," tutup Ratih.


Disiplinkan anak saat Bunda lelah

Bunda juga manusia. Wajar jika kemudian Bunda merasa sedih, capek, dan lelah. Tapi bagaimana jika saat Bunda sedang mengalami itu eh si kecil malah membuat ulah?

Pertanyaan ini sempat dilontarkan salah satu Sahabat HaiBunda, Bunda C, yang juga berdiskusi soal tema yang sama. Diakuinya bahwa 10 Kalimat Pengganti Kata 'Jangan' cukup efektif.

"Tapi kan saya tidak hidup sendiri. Seringkali perkara kalimat 'jangan' malah muncul dari luar, misal Eyang, Yangkung, Oma, bahkan terkadang Papanya sendiri. Justru dengan mengubah kalimat 'jangan' dengan kalimat efektif itu, anak lebih mudah mengerti, misal:

A. Saat tidak boleh lari, lebih mudah diterima "Sayang, jalan aja yuk" dibanding "Sayang, jangan lari-lari" karena yang ada anak malah larinya semakin menjadi ketika saya mengatakan jangan lari.

B. Saat saya sedang banyak orderan dan pengen fokus, di saat itu juga anak datang "mengajak bermain", biasanya saya juga mengatakan "tunggu ya Sayang, mama kerja dulu, sini duduk samping mama, ini kalau mau tulis-tulis juga Mama kasih kertas biar kita sama," dan lagi-lagi lebih didengar kalimatnya.
Ya tapi sebenarnya itu juga masih PR banget buat saya, karena kadang-kadang. juga masih menggunakan kata 'jangan'. Emosi mamak agak kurang stabil nih soalnya haha.."

Dikatakan Ratih sebagai psikolog, adalah hal normal ketika Bunda merasa lelah ketika dikejar deadline sebuah tugas. Hanya saja, kita perlu mengatur bagaimana agar ketidakstabilan emosi tersebut tidak membawa pengaruh negatif pada hubungan Ibu dengan anak. Saling berbagi peran dan berupaya untuk saling mengisi dengan pasangan ketika menghadapi anak. 

https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2016/07/18/50dc99a1-fb25-4828-9977-1559db477772_169.jpg?w=1280
Ilustrasi mertua/ Foto: Thinkstock

"Misalnya, ketika Ibu sedang lelah dan kurang memiliki energi untuk menghadapi anak, maka bisa komunikasikan dengan suami mengenai apa yang Ibu harapkan dari suami. Misalnya: tentang bantuan menjaga anak, atau mengajak anak bermain, atau negosiasi dengan anak," kata Ratih.

Selain itu, tambah Ratih, kita juga dapat mengungkapkan kepada anak bahwasanya kita sedang lelah dan membutuhkan waktu sebentar untuk mandi misalnya supaya segar kembali. Step back sejenak untuk kemudian memiliki energi baru menghadapi anak.

"Akan jauh lebih sehat dampaknya pada anak secara mental ketimbang orang tua memaksakan kehendak dan cenderung berkonflik dengan anak bahkan menyakiti satu sama lain," tuturnya lagi.

Sudah lihat tips langgeng dengan mertua? Sekarang simak video berikut yuk Bun soal perjuangan Lenna Tan sebagai single mother yang bisa akur dengan mantan suami:

[Gambas:Video Haibunda]

(ziz/ziz)
link telah dicopy