Serangan Roket Hantam Pangkalan Pasukan AS di Irak

by
https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2020/02/14/1147655/670x335/serangan-roket-hantam-pangkalan-pasukan-as-di-irak.jpg
Trump kunjungi pasukan as di irak. ©AP/Andrew Harnik

Merdeka.com - Sumber-sumber keamanan mengatakan, sebuah serangan roket menghantam pangkalan pasukan Amerika Serikat (AS) di Provinsi Kirkuk, Irak. Kantor berita AFP yang mengutip sumber-sumber keamanan Irak dan AS melaporkan pada Kamis, menyebutkan masih belum ada laporan terkait korban.

Tiga sumber keamanan Irak yang terpisah mengatakan kepada AFP, roket Katyusha menghantam pangkalan K1 sekitar pukul 8.45 malam waktu setempat dan segera pesawat militer AS mulai terbang rendah di daerah itu.

Ini adalah serangan pertama di pangkalan K1 sejak 27 Desember, ketika satu serangan dengan 30 roket yang menewaskan seorang kontraktor AS, yang dituduh Washington dilakukan Kataib Hizbullah, sebuah faksi militer Irak yang dekat dengan Iran.

AS kemudian melakukan serangan balasan yang menewaskan 25 pejuang Kataib Hizbullah.

Beberapa hari kemudian, AS melakukan serangan udara menargetkan Panglima Pasukan Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassim Sulaimani dan salah seorang pendiri Kataib Hizbullah, Abu Mahdi Al Muhandis. Keduanya tewas dalam serangan di sekitar Bandara Internasional Baghdad tersebut. Kematian Sulaimani membuat Iran murka dan berjanji akan membalas dendam.

Dilaporkan dari Baghdad, Simona Foltyn mengatakan serangan itu terjadi pada akhir 40 hari berkabung di Iran atas kematian Sulaimani.

"Ada kemungkinan bahwa ini terhubung dengan berakhirnya masa berkabung 40 hari untuk Qassim Sulaimani hari ini," katanya, seraya menambahkan bahwa serangan itu dapat menyalakan kembali ketegangan di wilayah tersebut, seperti dikutip dari Aljazeera, Jumat (14/2).

1 dari 1 halaman

https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2020/02/14/1147655/paging/540x270/page1-rev2.jpg

Serangan itu membuat marah para legislator Syiah Irak yang memilih untuk menyingkirkan lebih dari 5.000 tentara AS yang dikerahkan di negara itu dalam sidang parlemen pada 3 Januari.

Iran membalas pembunuhan Sulaimani dengan rentetan rudal dengan menargetkan dua pangkalan udara yang menjadi markas pasukan AS di Irbil dan Ain Al Asad. Tak ada yang tewas dalam serangan itu, tetapi lebih dari 100 pasukan AS mengalami cedera otak traumatis.

Iran dan AS sejak itu menahan diri dari eskalasi lebih lanjut, tetapi masalah pasukan AS telah memonopoli politik Irak.

"Ada kekhawatiran bahwa serangan roket seperti itu akan memicu respons yang akan membawa sekali lagi ke eskalasi dalam krisis yang baru saja mereda," kata Foltyn.

Reporter Magang : Roy Ridho [pan]

Baca juga:
Senat Rancang UU Baru Untuk Batasi Donald Trump Lancarkan Perang Terhadap Iran
Amerika Akui Ratusan Tentaranya di Irak Terluka Akibat Serangan Iran
Iran Luncurkan Satelit Buatan Sendiri Tapi Gagal Capai Orbit
Dubes Iran Sebut Ada Pihak Asing Ingin Sebarkan Fobia Iran dan Islam
Misteri Jatuhnya Pesawat Militer AS & Sosok Agen CIA Otak Pembunuhan Qassim Sulaimani
Jungkir Balik Ekonomi Dunia di Awal 2020