20 Makanan Khas Indonesia yang Ternyata Peninggalan Kuliner Belanda
by Tantri SetyoriniMerdeka.com - Sebagai negara yang sempat menjadi jajahan Belanda, wajar jika warisan kuliner dari negeri kincir ikut terserap ke dalam khazanah kuliner lokal.
Menurut buku Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-1942, makanan seperti semur dan kroket adalah hasil dari akulturasi budaya Indonesia-Belanda yang kemudian dikenal dengan nama kebudayaan Indis.
Selain semur dan nastar, ternyata masih banyak makanan Indonesia yang terpengaruh kuliner Belanda. Beberapa di antaranya adalah kue cubit, sup merah, dan selat Solo.
1 dari 20 halaman
Semur
Meskipun bercitarasa lokal, ternyata sejarah semur bisa ditelusuri sampai ke kuliner Belanda. Menurut The Javanese, istilah semur berasal dari bahasa Belanda smoor(rebusan) atau smoren(merebus). Di Belanda sendiri smoor adalah daging yang direbus bersama tomat dan bawang dalam waktu lama.
Di Indonesia, smoor berkembang dari sekadar rebusan daging sapi dengan tomat dan bawang menjadi masakan kaya bumbu dengan berbagai bahan dasar alternatif. Di Groot Nieuw Oost-Indisch Volledig Kookboek, buku resep tertua yang diterbitkan pada masa Hindia Belanda saja setidaknya ada 6 variasi resep semur, yaitu Smoor Ajam I, Ajam Smoor II, Smoor Ajam III, Smoor Bandjar van Kip, Smoor Bantam van Kip, dan Solosche Smoor van Kip.
Lambat laun, semur dengan citarasa lokal pun mulai bermunculan dan menjadi kuliner khas beberapa daerah. Antara lain semur jengkol yang sangat populer di kalangan warga Betawi.
2 dari 20 halaman
Perkedel
Perkedel atau kadang disebut begedel merupakan gorengan khas Indonesia yang terbuat dari berbagai macam bahan. Yang paling umum adalah perkedel dari kentang tumbuk. Namun kini perkedel juga bisa dibuat dari tahu, ikan, jagung, dan bahan-bahan lain.
Perkedel merupakan versi lokal dari frikadeller, gorengan berbahan kentang dan daging dari Belanda. Makanan ini sendiri sebenarnya diadaptasi Belanda dari gorengan daging cincang asal Denmark.
3 dari 20 halaman
Lapis Legit
Lapis legit merupakan salah satu penganan manis yang biasa tampil dalam rijsttafel, jamuan gaya kolonial. Pada masa itu, kue ini lebih umum disebut spekkoek. Mirip dengan kue lapis Eropa, namun dengan tambahan rempah-rempah khas Asia Tenggara. Sementara kue spekkoek sendiri masih berkembang menjadi jenis kue lain yang bakal dibahas juga nanti, yaitu spiku.
4 dari 20 halaman
Selat Solo
Selat Solo atau bistik Jawa tadinya adalah makanan kaum ningrat keraton Solo. Dari penampilannya, terlihat jelas kalau kuliner khas Solo ini merupakan variasi lokal biefstuk.
Penambahan sayuran rebus sebagai pengganti kentang tumbuk merupakan alasan hidangan ini diberi nama selat (salada). Selain itu, bistik daging atau lidah sapi dalam selat Solo sudah dimodifikasi dengan topping keripik kentang dan saus yang lebih encer, manis, dan kaya rempah-rempah lokal. Berbeda dengan saus bistik Belanda yang berbasis kaldu dan lebih kental.
5 dari 20 halaman
Kroket
Kroket merupakan olahan daging berbalut tepung panir yang bisa ditemui hampir di semua negara. Di Belanda, kroket atau kroketten adalah sejenis gorengan berbentuk lonjong yang terbuat dari daging cincang dan dilapisi tepung panir. Kroket seperti inilah yang diadaptasi oleh kuliner Indonesia. Kentang tumbuk dengan isian ragout yang dilapisi tepung panir dan digoreng hingga kecoklatan.
Citarasa Indonesia juga mempengaruhi kroket Belanda. Bisa dilihat dari satekroket, kroket isi ragout bumbu sate yang populer sebagai jajanan pinggir jalan di Belanda hingga saat ini.
6 dari 20 halaman
Klappertaart
Hidangan penutup yang berarti 'tart kelapa' ini merupakan salah satu kuliner khas dari Manado, Sulawesi Selatan. Klappertaart terbuat dari terigu, susu, santan, gula, mentega, dan daging buah kelapa. Kue ini mulai muncul pada masa penjajahan Belanda dan biasa muncul dalam jamuan rijsttafel.
7 dari 20 halaman
Kue Cubit
Siapa sangka, kue cubit yang masih bersaudara dengan pukis ini juga berakar dari kuliner Belanda. Kemungkinan besar, kue cubit merupakan adaptasi lokal dari poffertjes, panekuk mini yang diperkenalkan Belanda ketika menjajah bumi nusantara.
Sama seperti di Indonesia, di Belanda sana poffertjes juga populer sebagai jajanan pinggir jalan, terutama saat musim panas. Bahkan bahan-bahan dan cara pembuatannya pun relatif sama.
8 dari 20 halaman
Kaasstengels
Kue keju yang satu ini paling sering muncul saat lebaran. Bisa ditebak dari namanya, kaasstengels merupakan kue kering yang dibawa oleh penjajah Belanda pada masa kolonial.
Kaasstengels sendiri berarti 'stik keju'. Makanan ini merupakan salah satu hapjes (snack) yang cukup populer di Belanda dan bisa dijumpai di toko-toko kue lawas yang menyediakan roti dan panganan ringan bergaya tempo dulu.
9 dari 20 halaman
Sup Brenebon
Sup brenebon merupakan sup berbahan kacang merah yang cukup populer di daerah-daerah timur Indonesia. Menurut Jeff Keasberry, pakar kuliner Hindia Belanda, makanan ini diadaptasi dari bruine bonensoep asal Belanda.
Namun jika sup brenebon berkuah bening, bruine bonensoep lebih menyerupai sup kental yang kuahnya dicampur dengan krim.
10 dari 20 halaman
Ayam Suwir
Ayam suwir yang biasa digunakan sebagai topping nasi goreng, bakmi, atau nasi uduk ternyata juga terpengaruh kuliner Belanda, lho. Menurut buku Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-1942 karya Fadly Rahman, ayam suwar-suwir berasal dari bahasa Belanda zwartzuur.
11 dari 20 halaman
Nastar
Satu lagi kue kering khas Lebaran yang ternyata juga diwariskan Belanda, yaitu nastar. Nastar berasal dari annanas taart yang berarti tart nanas. Aslinya kue ini menggunakan selai stroberi, persik, atau buah-buahan lain yang populer di Eropa. Karena sulit ditemukan di Indonesia, akhirnya diganti dengan nanas yang jauh lebih mudah dicari.
12 dari 20 halaman
Risoles
Sebenarnya risol adalah kuliner yang populer di negara-negara Eropa, termasuk Prancis. Berupa daging cincang dan sayuran yang dibungkus dadar tipis, lalu dibalut tepung panir, dan digoreng hingga renyah. Risol yang populer di Indonesia mengadopsi bentuk rissole dari Belanda.
13 dari 20 halaman
Ayam Kodok
Ayam Kodok adalah hidangan yang kerap muncul saat perayaan Natal. Biasanya masakan ini dikenal di keluarga keturunan Belanda atau Tionghoa.
Menurut pakar kuliner William Wongso, ayam kodok merupakan versi lokal dari chicken ballotine. Terbuat dari ayam tua, itik, atau kalkun utuh yang semua daging dan tulangnya dikeluarkan, digiling bersama bumbu, lalu dimasukkan kembali ke kulit ayam, dan dikukus. Biasanya masih dipanggang lagi sebelum disajikan.
Masih menurut Wongso, Indonesia mengenal chicken ballotine ini dari Belanda. Kemudian masakan tersebut dimodifikasi dengan rempah-rempah nusantara hingga menjadi ayam kodok yang dikenal sekarang.
14 dari 20 halaman
Roti Gambang
Roti gambang merupakan warisan dari zaman Belanda yang mempunyai cita rasa yang unik dan khas. Roti gambang memiliki ciri khas berbentuk balok dengan warna kecoklatan dari gula merah dan taburan wijen di atasnya. Cara memakannya pun agak berbeda dengan roti kebanyakan. Sobek dahulu sedikit roti gambang, lalu dicelupkan di kopi pahit atau teh tawar. Harus wedang tawar, karena rasa manisnya berasal dari roti.
15 dari 20 halaman
Roti Goreng
Ternyata roti goreng juga termasuk makanan yang dimodifikasi dari kuliner Belanda. Roti goreng manis yang sering kita jumpai di pedagang kaki lima diduga merupakan adaptasi dari oliebollen, roti goreng manis ala Belanda.
16 dari 20 halaman
Spiku
Ada yang menyebutnya kue spiku, speku, atau bahkan lapis Surabaya. Kue ini dibuat dari bahan utama tepung terigu, margarin/mentega, dan kuning telur yang banyak. Rasanya mirip dengan lapis legit, karena memang menggunakan bumbu spekuk. Jadi kue ini juga bisa disebut sebagai turunan spekkoek seperti lapis legit.
17 dari 20 halaman
Pastel Tutup
Bagaimana dengan pastel tutup? Ternyata di Belanda sana makanan ini disebut indische pastei. Sementara arti pastei adalah pai. Pastel tutup yang menggunakan kentang sebagai penutup memang mirip dengan Sheperd's pie. Hanya saja, pastel tutup tidak menggunakan daging cincang murni. Biasanya daging yang diolah menjadi ragout atau sup krim lebih sering digunakan.
18 dari 20 halaman
Dadar Gulung
Kue basah yang biasanya diisi kinca dari parutan kelapa dan gula merah ini ternyata juga hasil pengaruh kuliner Belanda. Tepatnya dari kue dadar ala Belanda yang berbahan sama, yaitu tepung terigu dan telur.
19 dari 20 halaman
Schotel
Jika mendengar namanya sudah bisa dipastikan kalau schotel berasal dari Belanda. Schotel berasal dari kata schotel atau schaal yang artinya hidangan. Bisa juga mengacu pada nama wadah yang digunakan untuk membuat masakan ini.
Sebenarnya macaroni schotel merupakan variasi dari kaserol macaroni yang juga dikenal di negara-negara Eropa lainnya.
20 dari 20 halaman
Roti Buaya
Terakhir ada roti buaya yang dibawa bangsa Belanda dan lalu menjadi kuliner penting bagi warga Betawi, terutama di acara-acara pernikahan. Awalnya roti ini dibuat dari ketela atau singkong. Lalu Belanda memperkenalkan teknik pembuatan roti berbahan gandum, sehingga roti buaya pun mengadopsinya.
Itulah beberapa kuliner lokal yang ternyata berakar dari masakan Belanda. [tsr]
Baca juga:
Penampakan Bakso Chuanki Akang Bandung yang Habiskan 50 Kilogram Cabai Sehari
Mencicipi Mie Goceng, Kuliner Serba 5 Ribu yang Ramai Pembeli
Asal-Usul Gudeg yang Tercipta dari Tangan Prajurit Mataram Kala Babat Alas