Produksi Mobil di Indonesia Belum Terdampak Virus Corona

by
https://awsimages.detik.net.id/visual/2017/07/11/4e96ea9b-da8d-442a-a112-8da8efee69e7_169.jpg?w=650
Suasana di dalam pabrik Wuling di Indonesia. (CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP)

Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan belum ada satu pun dari 40 anggotanya yang melaporkan mengalami masalah produksi kendaraan di Indonesia lantaran terganjal suplai komponen dari China efek virus corona (Covid-19).

Sejauh ini diketahui korban meninggal karena virus corona mencapai 1.486 di seluruh dunia. Sebagian besar merupakan penduduk Hubei, China.

Virus corona telah terdeteksi mewabah dari Wuhan, salah satu kota yang berada di Hubei. Wuhan merupakan lokasi berbagai penyuplai komponen otomotif global.


Produsen kendaraan dan komponen besar sudah menyatakan terpaksa menghentikan produksi lantaran kekurangan pasokan komponen dari China yang merupakan bagian dari rantai pasok komponen global. Kendati demikian dampaknya belum dilaporkan sampai ke Indonesia.

"Jadi belum ada laporan kepada Gaikindo bahwa ada merek tertentu yang menghentikan produksinya," kata Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto melalui telepon, Kamis (13/2).

Jongkie bilang kecil kemungkinan produksi kendaraan anggota Gaikindo terhenti akibat dampak virus corona. Hal ini dikatakan karena mayoritas anggotanya merupakan merek mobil asal Jepang.

Kebanyakan merek Jepang di dalam negeri disebut tidak mengimpor komponen dari China, sebagian dikatakan sudah melokalisasi suku cadang di dalam negeri.

Jongkie menjelaskan tidak menerima laporan gangguan produksi dari dua perwakilan merek China, Wuling dan DFSK.

"Jadi sampai sekarang tidak ada yang laporan ke kami terpaksa berhenti produksi karena suplai. Tapi saya tidak bilang ini aman-aman saja. Tapi belum ada laporan, soalnya siapa tau nanti ada yang berhenti. Yang dari China juga belum ada laporan apa-apa ke kami," ucap dia.


Sokonindo Automobile, pemegang merek DFSK di dalam negeri sudah menyatakan tidak ada gangguan produksi sebab pabrik penyuplai komponen mereka dikatakan berada di Chongqing yang berada 900 km dari Wuhan.

Kendati demikian pelarangan penerbangan dari Indonesia ke China dan sebaliknya yang dilakukan pemerintah mulai 5 Februari 2020 dikatakan mempengaruhi aktivitas karyawan asal China.

Sekitar 20 orang karyawan DFSK asal China di Indonesia, termasuk di antaranya direktur, tak bisa mengunjungi Indonesia selama masa pelarangan penerbangan. Karyawan asal China yang berada di Indonesia juga tidak bisa pulang kampung. (ryh/fea)