Bos Schroders Bicara Tantangan di Industri Reksa Dana
by Cantika Adinda Putri, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - CEO PT Schorder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi menilai ketidakpastian dan ketakutan akan virus corona yang membayangi pasar keuangan justru peluang yang tepat untuk investasi.
Menurut Michael Tjoajadi, industria investasi saat ini justru memberikan kesempatan yang bagus untuk melakukan investasi. Contohnya, kinerja obligasi yang tumbuh positif di tengah ekonomi yang sedang bergejolak.
"Setiap kali ada penurunan di saham, pasti akan ada rebound kan," kata Michael saat ditemui di Gedung Wisma Mulia 2, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2020).
Michael menambahkan sebenarnya para investor sudah menghitungkan berapa kerugiannya, dan itu sama sekali tidak membuat investor untuk berhenti berinvestasi. Lagi pula, meskipun virus corona menimbulkan kekhawatiran, neraca perdagangan Indonesia (NPI).
"Dengan harga minyak turun, artinya importir berkurang, sedangkan ekspor meningkat. CPO kita naik, ekspor kita bertambah karena harga CPO naik. Harga batu bara mulai naik, membuat kesempatan yang bagus. Bahkan bisa menguatkan rupiah," lanjut dia.
Investasi obligasi menurut Michael tampak positif, dan dirinya akan terus percaya, obligasi akan terus meningkat. Apabila omnibus law cipta lapangan kerja dan omnibus law perpajakan sudah berjalan, itu bakal membuat perekonomian di Indonesia makin meningkat.
"Dengan adanya omnibus law, itu triger (pemicu) yang bagus untuk berinvestasi. Juga untuk FDI [Foreign Direct Investment]," tuturnya.
Sementara untuk di reksa dana, kata dia, tantangan akan selalu ada. Bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Setiap ada gejolak, Bank Sentral sudah pasti akan melakukan tindakan, misalnya saja dengan menurunkan suku bunga acuan.
Yang jelas, kata Michael meskipun ekonomi dunia saat ini diwarnai dengan berbagai peristiwa, mulai dari virus corona sampai dengan perang dagang, ekonomi Indonesia masih tetap positif.
Berkaca seperti kejadian di Amerika Serikat, meski ekonomi mereka sedang memanas dalam empat bulan terakhir, toh pada akhirnya tidak ada fund manager yang dibubarkan atau ditentang.
Dari kejadian di Amerika Serikat itu, kata Michael, industri harusnya bisa belajar dan membuat kinerjanya menjadi lebih baik.
"Data empat bulan terakhir di New York, tidak ada fund manager yang bubar. Tidak ada fund manager yang ditentang. Hal-hal seperti itu di setiap negara ada, tapi it's hit up (gejolak kecil). Lesson untuk buat [kinerja industri] jadi lebih baik," ucapnya.
(roy/roy)