https://statik.tempo.co/data/2020/02/14/id_915115/915115_720.jpg
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat melantik Setiawan Wangsaatmaja sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar definitif di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (14/2/20). (Foto: Humas Jabar).

Jokowi Pilih Deputi Kemenpan RB Jadi Sekda Jawa Barat

by

TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi memilih Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Setiawan Wangsaatmaja untuk menduduki jabatan Sekretaris Daerah Jawa Barat.

“Dari tiga yang diajukan ternyata yang dipilih oleh Presiden adalah Pak Setiawan Wangsaatmaja, dan kelihatannya itu pilihan yang paling tepat untuk kebutuhan Jawa Barat hari ini,” kata dia selepas pelantikan Sekretaris Daerah Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, Jumat, 14 Februari 2020.

Setiawan Wangsaatmaja menyisihkan dua kandidat lainnya, yakni Kepala Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat Yerry Yanuar dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik yang dijaring lewat seleksi lelang jabatan. Tiga nama tersebut yang disodorkan kepada Jokowi untuk dipilih sebagai Sekretaris Daerah Jawa Barat, yang kosong setelah pejabat sebelumnya, Iwa Karniwa, ditahan KPK karena tersangkut kasus suap proyek Meikarta.

Ridwan pun mengungkapkan alasan dipilihnya Setiawan. “Salah satu poin yang dianggap Istana itu positif adalah, beliau mantan Deputi berkali-kali di Menpan RB, sehingga relasi Jawa Barat nanti dengan kementerian-kementerian punya hubungan yang jauh lebih lancar, dan lebih baik sehingga bisa mengakselerasi pembangunan dan lain sebagainya,” kata dia.

Selain itu, kata Ridwan, Setiawan bukan orang asing buat Jawa Barat. Sebelum menjabat sebagai Deputi Menteri PANRB sejak 2013, Setiawan menduduki posisi Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jawa Barat. “Setelah tujuh tahun, kembali,” ujarnya.

Ridwan pun berpesan kepada Setiawan agar fokus dengan tugasnya. “Fokus saja pada pekerjaan, jangan hal-hal yang di luar tupoksi (tugas, pokok, dan fungsi), seperti yang sebelumnya. Sehingga Jawa Barat harus kondusif tanpa ada dinamika-dinamika yang tidak perlu,” kata dia.

Salah satunya agar tidak terlibat politik praktis. “Biasanya kalau sudah terbawa dimensi lain, maka tidak konsentrasi. Nah itu yang akhirnya kita tidak maksimal,” kata Ridwan.

Ridwan pun meminta Setiawan membantu percepatan proyek-proyek nasional di Jawa Barat. “Yang sifatnya nasional, yang macet-macet, yang lelet-lelet, kita akselerasi,” kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja menyebutkan dua hal yang akan menjadi fokusnya. Pertama, reformasi birokrasi di Jawa Barat.

“Bagaimana penyederhanaan birokrasi, atau reformasi birokrasi ini bisa dijalankan di Jawa Barat. Karena reformasi birokrasi ini akhirnya memang pelayanan publik yang lebih baik,” kata Setiawan.

Sedangkan fokus keduanya adalah soal lingkungan. Setiawan memandang Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk besar. “Presure penduduk ini akan mengubah, atau menekan ke banyak hal, terutama pergeseran perubahan tata guna lahan dan sebagainya. Masalah lingkungan ini menjadi salah satu agenda yang perlu di kawal,” kata dia.

Menjawab permintaan Ridwan, Setiawan menyatakan tidak akan melibatkan diri dalam politik praktis. “Dalam Undang-Undang ASN, asas dari undang-undang dan kode etik kita, yang pertama ASN ini harus betul-betul netral. Jadi ini harus dipegang. Dan salah satunya, dalam menyusun itu saya terlibat, jadi saya inget betul bahwa kalau ASN sudah terlibat dalam politik praktis, itu akan susah,” kata dia.