https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2020/02/13/2020_02_13-20_04_41_1fec9822158caf586b37626daa9ace79_960x640_thumb.jpg
Petugas memeriksa peti kemas sebelum dimuat di atas truk di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/2/2020). Kadin dorong peemrintah mendiversifikasi perdagangan sebagai antisipasi perlambatan ekonomi Tiongkok.ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Tekan Dampak Negatif Corona, Kadin Dorong Diversifikasi Pasar Ekspor

Diversifikasi perdagangan dipercaya akan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi.

by

SOROT : Krisis Virus Corona

 

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mendorong pemerintah mendiversifikasi produk perdagangan atau pasar di tengah ancaman wabah virus corona. Hal tersebut merupakan salah satu upaya menjaga pertumbuhan ekonomi dalam negeri di tengah ancaman perlambatan ekonomi Tiongkok akibat wabah. 

Penyebaran virus corona yang semakin masif, berpotensi menyebabkan ekonomi Tiongkok melambat sebesar 1%-2% dan berdampak terhadap ekonomi hampir di semua negara. Sebab, Negeri Tirai Bambu itu memiliki hubungan dagang dengan hampir seluruh negara di dunia. 

(Baca: Wabah Corona Ikut Guncang Pariwisata Dunia )

Wakil Ketua Kadin Bidang Hubungan Internasional, Shinta W Kamdani mengatakan, penurunan pertumbuhan ekonomi Tiongkok 1% bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3-0,6%. Oleh sebab itu, diversifikasi perdagangan dipercaya akan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi.

"Kalau kita bisa prudent, menjaga stabilitas makro ekonomi dengan mendiversifikasi perdagangan dengan lebih gencar, maka tidak ada alasan untuk khawatir Indonesia akan resesi hanya karena pertumbuhan Tiongkok turun 1-2%," kata dia saat dihubungi katadata.co.id, Jumat (14/2).

Menurut dia, dengan tolak ukur pertumbuhan tahun lalu sebesar 5%, proyeksi pertumbuhan Tanah Air tahun lalu, seharusnya bisa 4,4-4,7% di tahun ini. Kendati lebih rendah, angka tersebut dinilai cukup baik di antara negara-negara berkembang.

(Baca: Investor Makin Waswas Dampak Virus Corona, Rupiah Dibuka Melemah Tipis)

Shinta berharap berharap, perlambatan aktivitas ekonomi Tiongkok hanya berdampak seminimal mungkin. "Maka itu, saat ini diperlukan stimulasi ekonomi dari pemerintah baik melalui kebijakan maupun melalui pengeluaran belanja dan pengadaan barang pemerintah," kata dia.

Jumlah korban tewas akibat wabah virus corona (2019-nCoV) hingga Jumat (14/2) pagi di seluruh dunia bertambah menjadi 1.486 orang. Sebanyak 1.483 orang meninggal di daratan Tiongkok, sementara masing-masing satu orang di Hong Kong, Jepang, dan Filipina.

Komisi Kesehatan Provinsi Hubei, Tiongkok melaporkan jumlah korban meninggal dunia bertambah 116 orang pada Kamis (14/2). Terdapat 4.823 kasus infeksi baru sehingga total terdapat 51.986 kasus infeksi di pusat endemi tersebut.

Otoritas kesehatan tersebut juga mencatat terdapat 36.719 pasien yang kini dirawat di rumah sakit, termasuk 1.685 orang yang berada dalam kondisi krisis. Sebanyak 4.131 pasien dinyatakan sembuh dan boleh keluar dari rumah sakit. Secara global, terdapat 65.191 kasus infeksi virus mirip flu tersebut dengan mayoritas berada di daratan Tiongkok.

 

Video Pilihan