https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pendangdut-belize-tuntut-menteri-yasonna-laoly-minta-maaf_20200122_174320.jpg
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Pendangdut Bebizy dan ratusan warga Tanjung Priok melakukan aksi damai memprotes atas pernyataan Menkumham Yasonna Laoly yang menyebut Tanjung Priok adalah daerah miskin, kumuh dan kriminal. dan menuntut Yasonna meminta maaf, Rabu (22/1/2020) di depan kantor Kementerian Hukum dan HAM Kuninhan Jakarta Selatan. TRIBUNNEWS.COM/IST/FX ISMANTO 

Bebizie Ikut Demonstrasi karena Terusik Ucapan Yasona Laoly soal Warga Tanjung Priok

by

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pedangdut Bebizie (37) menjadi sorotan publik ketika dirinya ikut dalam demonstrasi warga Tanjung Priok, didepan gedung Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2020).

Bebizie yang kala itu menggunakan kemeja putih garis-garis dengan celana jeans, tampak vokal menyuarakan pendapatnya, atas ketidak sukaan terhadap ucapan Mentri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.

Bebizie mengakui dirinya sangat terusik dengan ucapan Yasona Laoly, hingga akhirnya ia ikut turun ke jalan bersama warga Tanjung Priok.

"Iya Bebi kan lahir dan besar di Tanjung Priok. Sebenarnya perkataan pak Yasona kami mengerti memang betul kriminal itu terjadi karena faktor kemiskinan dan kumuh," kata Bebizie yang ditemui di Tamini Square, di kawasan Pinang Ranti, Jakarta Timur, Kamis (13/2/2020).

"Yang tidak terima nya adalah Pak Yasona menyebutkan nama tempat (Tanjung Priok) dan dibandingkan Tanjung Priok dengan Menteng," tambahnya.

https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pendangdut-belize-tuntut-menteri-yasonna-laoly-minta-maaf_20200122_174215.jpg
Pendangdut Bebizy dan ratusan warga Tanjung Priok melakukan aksi damai memprotes atas pernyataan Menkumham Yasonna Laoly yang menyebut Tanjung Priok adalah daerah miskin, kumuh dan kriminal. dan menuntut Yasonna meminta maaf, Rabu (22/1/2020) di depan kantor Kementerian Hukum dan HAM Kuninhan Jakarta Selatan. TRIBUNNEWS.COM/IST/FX ISMANTO (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Dengan ucapan tersebut yang seakan menghina, membuat Bebi ikut dengan paguyuban anak Tanjung Priok turun ke jalan untuk demonstrasi atas ucapan Yasona Laoly.

"Kayak seakan Tanjung Priok menurut Pak Yasona menciptakan kriminalitas dan premanisme kalau Menteng tidak," ucapnya.

Wanita bernama lengkap Sari Sri Mulyati tersebut menganggap bahwa kejahatan, preman, dan pendatang itu akan terus ada dalam setiap wilayah.

Sehingga Bebi meminta pak Yasonna tak lagi mendiskriminasikan sebuah daerah sehingga menimbulkan gejolak dari warga daerah tersebut.

"Apalagi ini bicara dipublik dengan kapasitas dia adalah Menteri Hukum dan HAM. Jadi kurang tepat," ungkapnya.

Bebizie sangat bersyukur Yasona Laoly mau memberikan klarifikasi atas ucapannya itu, dan meminta maaf kepada warga Tanjung Priok.

Sebab, jila tidak minta maaf, dampaknya akan besar kepada warga Tanjung Priok yang seakan menerima diskriminasi, jika ingin mencari kerja.

"Dampaknya orang di Priok 99 persen bisa jadi preman. Kalau misal adik saya alamat Priok, kemudian melaamar kerja dan dilihat alamatnya di Priok, penilaiannya merekanakan takut karena bisa jadi preman di kantor dan berbuat jahat akhirnya ditolak," ujar Bebizie.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly meyakini kemiskinan adalah sumber tindakan kriminal.

Menurut Yasonna, semua pihak harus membantu menyelesaikan masalah tersebut agar bisa mengurangi kemiskinan dan tindakan kriminal.

"Crime is a social product, crime is a social problem. As a social problem, sebagai problem sosial, masyarakat kita semua punya tanggung jawab soal itu. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak di daerah miskin," kata Yasonna dalam sambutannya di acara 'Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS)', di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (16/1/2020).

Yasonna mencontohkan dua anak yang lahir dan besar di dua kawasan yang berbeda, yakni Menteng dan Tanjung Priok.

Ia meyakini anak yang lahir dari kawasan Tanjung Priok yang terkenal keras dan sering terjadi tindak kriminal akan melakukan hal serupa di masa depan.

"Yang membuat itu menjadi besar adalah penyakit sosial yang ada. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas (daerah kumuh), bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak, tapi coba pergi ke Tanjung Priok. Di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan," ujar Yasonna Laoly.