https://awsimages.detik.net.id/visual/2018/04/11/38b95921-e4ef-4dc8-a8ec-77a9782602ec_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: REUTERS/Ruben Sprich

Laba Alibaba 2019 Tembus Rp 102 T, 4 Kalinya Bank Mandiri

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa e-commerce asal China, Alibaba Group Holding Limited yang tercatat di Bursa NYSE dan Hong Kong, mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal yang berakhir 31 Desember 2019.

Mengacu data resmi tersebut, pendapatan perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma ini tercatat sebesar RMB 161,46 miliar (US$ 23,19 miliar) atau setara dengan Rp 315 triliun (asumsi kurs Rp 13.600/US$), meningkat sebesar 38% year on year (YoY).

Penghasilan dari operasional sebesar RMB 39,56 miliar (US$ 5,68 miliar) atau Rp 77,25 triliun, meningkat sebesar 48% YoY.

EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) yang disesuaikan, pengukuran non-GAAP (Generally Accepted Accounting Principles), naik sebesar 37% YoY menjadi RMB 55,88 miliar (USD 8,03 miliar) atau Rp 109 triliun.

Adapun penghasilan bersih dari kepemilikan saham biasa atau laba bersih atribusi entitas induk (net income attributable to ordinary shareholders) sebesar RMB 52,31 miliar (US$ 7,51 miliar) atau sekitar Rp 102 triliun.

Sementara itu, laba bersih (net income) tercatat sebesar RMB 50,13 miliar (US$ 7,20 miliar) atau Rp 97,92 triliun. Laba bersih non-GAAP sebesar RMB 46,49 miliar (US$ 6,68 miliar) atau sekitar Rp 91 triliun, meningkat sebesar 56% YoY.

"Alibaba Group mencatatkan pertumbuhan yang pesat sepanjang kuartal lalu," ujar Daniel Zhang, Chairman dan Chief Executive Officer Alibaba Group, dalam siaran pers, Jumat (14/2/2020).

"Ekonomi digital kami mencapai tingkatan yang baru, dengan kembali mencatatkan rekor baru pada 11.11 Global Shopping Festival untuk para seller dan mitra kami. Investasi yang terus kami tanamkan untuk user engagement, khususnya melalui konten social commerce, berkontribusi pada peningkatan signifikan pada jumlah konsumen aktif tahunan," jelasnya.

Dia menjelaskan, sebagai hasil dari pertumbuhan pesat ini, untuk pertama kalinya layanan-layanan komputasi awan perseroan menghasilkan pendapatan lebih dari RMB10 miliar dalam satu kuartal.

"Sebagai respon kami terkait virus korona baru, kami memobilisasi kekuatan perdagangan dan teknologi di ekosistem Alibaba untuk mendukung upaya memerangi wabah ini, memastikan pasokan kebutuhan sehari-hari untuk komunitas pengguna kami dan menghadirkan upaya-upaya praktis untuk meringankan beban para seller kami."

Sebagai perbandingan, laba bersih Alibaba ini lebih besar ketimbang bank-bank besar di Tanah Air, bahkan lebih besar dari perusahaan minyak Indonesia, PT Pertamina (Persero).

Misalnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membukukan pertumbuhan laba bersih 9,9% menjadi Rp 27,5 triliun sepanjang tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2018 yakni Rp 25,02 triliun.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada 2019 berhasil membukukan laba RP 34,41 triliun naik 6,15% dari 2018 sebesar Rp 32,4 triliun.

Sementara Pertamina, hingga kuartal III-2019, meraup laba bersih US$ 753 juta atau sekitar Rp 10,24 triliun atau meningkat 427% dari periode yang sama 2018 senilai US$ 142 juta. Pada full year 2018, laba Pertamina menembus US$ 2,53 miliar atau setara Rp 36 triliun mengacu kurs rupiah saat itu.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/dru)