https://statik.tempo.co/data/2020/02/14/id_915087/915087_720.jpg
Liu Liqin bertemu lagi dengan putranya setelah hilang 10 tahun diculik. Sumber: CHINA DAILY/ASIA NEWS NETWORK/asiaone.com

Penculikan, Ayah - Anak Bertemu Setelah 10 Tahun Terpisah

by

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Imlek lalu, Liu Liqin, 40 tahun, akhirnya mendapat kesemaptan untuk menyerahkan uang angpao kepada putranya, Liu Jingjun, 12 tahun, setelah Liu Jingjun hilang selama 10 tahun karena penculikan. Liu Liqin menghabiskan waktu satu dekade mencari putranya yang hilang diculik itu hingga membuatnya mengalami masalah keuangan, ditipu dan mengalami kegagalan.

Dikutip dari asiaone.com, kisah penculikan terhadap Liu Jingjun terjadi pada April 2010 yang ketika itu dia masih berusia 2 tahun. Liu Jingjun saat itu bermain Bersama kakak perempuannya di pekarangan rumah mereka di Taiyuan, Provinsi Shanxi, Cina. Kakak Liu Jingjun masuk ke dalam rumah untuk mengambil makanan ringan, namun saat dia keluar dia tidak lagi menemukan adiknya, Liu Jingjun.

“Berdasarkan kamera CCTV hotel dekat apartemen tempat saya tinggal, terlihat ada seorang laki-laki mengambil anak saya sekitar pukul 10.59 pagi. Namun kami tak bisa mengidentifikasi wajahnya karena gambarnya kurang jelas. Tidak ada informasi sama sekali (soal penculik). Saya sempat pingsan dan ketika sadar, langsung menghubungi polisi,” kata Liu Liqin, seperti dikutip dari asiaone.com.

Liu Liqin lalu mulai mencari putranya atas bantuan organisasi yang menaungi keluarga yang anaknya hilang diculik. Kelompok itu sekarang sudah beranggotakan ratusan keluarga. Dalam upaya pencarian itu, Liu Liqing bertemu dengan lebih dari 30 anak dan melalui sekitar 10 tes DNA yang hasilnya semua negatif.

Akan tetapi, Liu Liqin memutuskan menyimpang hasil-hasil tes DNA itu dengan harapan mungkin bisa membantu orang tua lain yang mencari anaknya yang hilang. Dalam beberapa tahun, Liu Liqin dan organisasi itu bisa mempertemukan tujuh keluarga dengan anak-anak mereka yang hilang.

“Saya sudah pernah ditipu dan habis uang 10 ribu yuan dalam proses pencarian ini, namun saya tidak mengabaikan satu jejak pun yang bisa menunjukkan saya pada putra saya,” kata Liu Liqin.

Liu Liqin bekerja di industri renovasi rumah di Taiyuan, Cina, sebelum putranya menghilang. Upaya pencarian Liu Jingjun telah menguras tabungan keluarga itu. yang memperumit pencarian, desa Taiyuan dihancurkan agar pekerjaan pembangunan dapat dilanjutkan. Liu Liqin lalu mengontrak rumah dekat desa tempat tinggalnya dengan harapan putranya menemukan jalan pulang dan keluarga itu masih tinggal disana.

Pada Mei 2018, Liu Liqin membuka akun di Kuaishou dan mengunggah sebuah rekaman video berisi upayanya mencari putranya yang hilang. Dia berharap bisa mendapat informasi soal keberadaan putranya.

“Tolonglah saya dan teruskan informasi ini kepada putra Anda. Anda sangat beruntung anak-anak Anda sehat berada di dekat Anda, sedang saya tidak,” kta Liu Liqin, yang juga memperingatkan para orang tua agar mengawasi anak-anak.

Pada Juli 2018, seorang penonton dengan nama yang disembunyikan mengirimkan sebuah pesan pribadi kepada Liu Liqin yang mengatakan putranya kemungkinan ada di kabupaten Jiaochen, Shanxi, Cina. Namun informasi itu tak dipercayai oleh Liu Liqin karena dia tak yakin itu kredibel. Lima bulan kemudian, si informan bertanya mengapa Liu Liqin tidak menelusuri informasi yang diberikan kepadanya. Kali itu, si informan tersebut memberikan detail alamat.

Pada Desember 2018, Liu Liqin mengunjungi rumah yang disebut informan tersebut di Jiaocheng, Cina dan mempelajari area sekitar rumah. Dia sempat memotret seorang anak yang mirip dengan Liu Jingjun, dan mengirimkannya ke anaknya yang tertua Liu Lilong untuk mendapat kepastian jelas. Gambar itu lalu dimasukkan ke Al programme, yakni sebuah platform online untuk menemukan anak-anak hilang. Hasilnya, 67 persen gambar itu cocok dengan Liu Jingjun dan platform itu pun merekomendasikan agar dilakukan tes DNA.

Setelah membujuk anak tersebut agar mau melakukan tes DNA melalui rambut, hasilnya positif anak itu adalah Liu Jingjun. Pada 2 Januari 2019, Liu Liqin dan kepolisian setempat mendatangi rumah anak tersebut. Seorang laki-laki dengan nama marga Zhang mengatakan kepada polisi dia membayar 25 ribu yuan atau Rp 49 juta untuk membeli Liu Jingjun dari seorang pelaku perdagangan manusia 10 tahun silam.

Zhang ditahan bersama pelaku perdagangan manusia. Pada 10 Januari 2020 lalu, Liu Liqin mengundang media untuk ikut merayakan hari ulang tahun putranya di Taiyuan.

Ulang tahun itu juga dihadiri oleh keluarga lain yang kehilangan anak-anak mereka. Mereka merasa memiliki harapan baru setelah Liu Liqin sukses bertemu lagi dengan putranya yang hilang dalam penculikan.