3.132 Naskah Kuno di Mangkunegaran Solo Didigitalisasi

by
https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2020/02/14/1147584/670x335/3132-naskah-kuno-di-mangkunegaran-solo-didigitalisasi.jpg
Proses digitalisasi di perpustakaan Istana Mangkunegaran. ©2020 Merdeka.com/Arie Sunaryo

Merdeka.com - 60 persen buku atau naskah kuno di perpustakaan Reksa Pustaka Istana Mangkunegaran rusak. Agar tak semakin parah, proses digitalisasi dilakukan. Harapannya, naskah-naskah bersejarah itu bisa dibaca melalui komputer.

Pengelola Reksa Pustaka, Darweni, mengatakan, saat ini hampir 30 persen koleksi buku di perpustakaan tersebut sudah bisa dibaca lewat komputer. Dengan digitalisasi tersebut, ilmu yang ada di dalam buku berumur 500 tahun tersebut bisa berusia lebih panjang.

"Usia kertasnya sudah 500 tahun. Setiap ada yang membuka, pasti terkena minyak tangan kita, kena asam," ujar Darweni saat dijumpai wartawan, Jumat (14/2).

Menurutnya, koleksi perpustakaan yang berusia 152 tahun itu, mencapai 11 ribu. 700 di antaranya merupakan manuskrip kuno. Namun hingga saat ini baru 3.132 koleksi yang sudah selesai didigitalisasi.

Didigitalisasi diutamakan pada naskah yang kerusakannya parah, kemudian buku yang paling banyak dibaca. Di antaranya buku karya Mangkunegara I, Babad Nitik tahun 1780, yang berisi kisah Mangkunegara I. Buku tersebut sampai saat ini masih relevan.

1 dari 1 halaman

Kendati sudah didigitalisasi, namun koleksi perpustakaan di Istana Mangkunegaran tersebut tidak dapat diakses secara online. Pengunjung harus datang ke perpustakaan dan mengaksesnya lewat komputer yang disediakan.

"Digitalisasi dilakukan PT Unibless Indo Multi melalui program tanggung jawab sosial PT Epson Indonesia,"katanya.

Direktur PT Unibless Indo Multi, Sylvie Selyn Sembiring, mengatakan proses digitalisasi 3 ribu koleksi tersebut membutuhkan waktu 6 bulan. Sejumlah kendala di antaranya kondisi buku yang sudah rapuh. Apalagi terdapat buku-buku yang cukup tebal.

"Untuk 3 ribu buku kita butuh waktu 6 bulan. Kita harus sangat berhati-hati karena sudah rapuh. Jadi tidak bisa cepat, perlu beberapa menit mengerjakan satu halaman," pungkas dia. [ray]

Baca juga:
Menilik Sejarah Perkembangan Islam Paling Awal di Jawa Timur
Puluhan Patung Manusia Kerdil Hingga Alat Masak Kuno Ditemukan di Wisata Batu Mahpar
Fakta Sejarah Nganjuk, Kota Favorit di Jawa Timur Tempat Berburu Berkah
Terpendam Kotoran Sapi, Ini Penampakan Arca Kuno yang Baru Ditemukan di Sleman