3 Fakta Erupsi Gunung Merapi, Sangat Aktif dan Bisa Meletus di Status Waspada

by
https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2020/02/13/1147260/670x335/inilah-fakta-gunung-merapi-yang-bisa-meletus-walau-masih-berstatus-waspada.jpg
Gunung Merapi. ©2014 merdeka.com/yulistyo pratomo

Merdeka.com - Gunung Merapi terlihat mengeluarkan awan panas pada Kamis (13/2) pukul 5.16 WIB. Hal ini sebenarnya mengejutkan, karena status Merapi masih waspada sejak 2018 lalu. Awan panas yang keluar dari kawah gunung meluncur sejauh 1 kilometer.

Selain awan panas, erupsi ini juga membuat abu vulkanik tipis mengarah ke sekitar Cepogo, Boyolali. Atas kejadian ini, BPPTKG mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.

Merapi merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Tak heran kalau aktivitas gunung ini terbilang tinggi. Berikut tiga fakta erupsi Gunung Merapi yang berhasil kami rangkum:

1 dari 3 halaman

Letusan Freatik

https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/foto/2019/02/24/564827/m/gunung-merapi-berstatus-waspada-001-nfi.jpg

Liputan6.com/Gholib

Bila tidak mengalami erupsi dalam skala besar, Gunung Merapi berarti mengalami letusan freatik. Saat mengalami letusan ini, Merapi tidak mengeluarkan Magma. Letusan ini hanya berisi uap air yang suhunya tidak sepanas magma.

Letusan ini terjadi akibat adanya aliran air yang masuk ke celah-celah kawah dan kemudian menyentuh magma. Persentuhan antara air dan magma inilah yang membentuk uap air, dan keluar dari kawah. Kepulan awan panas yang keluar, biasanya hanya bisa mencapai 5 kilometer ke atas.

2 dari 3 halaman

Letusan Sekunder

https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/foto/2019/02/24/564828/m/gunung-merapi-berstatus-waspada-002-nfi.jpg

Liputan6.com/Gholib

Selain letusan freatik, ada pula letusan sekunder. Letusan ini adalah endapan awan panas yang tidak kunjung mendingin. Kemudian endapan itu terkena hujan dengan intensitas yang sangat tinggi, lalu menjadi uap yang meledak-ledak.

Setelah terjadinya letusan besar pada tahun 2010 yang menewaskan ratusan korban jiwa, Merapi sempat mengalami letusan sekunder. Saat itu letusannya membakar hutan sekitar.

"Ketika gunung meletus dan kemudian membakar hutan di sekelilingnya, tak perlu dipadamkan. Karena ketika sesama alam bercengkrama hasilnya adalah pelestarian. Kecuali kalau yang membakar itu adalah teknologi buatan manusia, hasilnya bukan pelestarian, namun bencana," kata Mbah Rono dikutip dari buku Belajar Membumi Bersama Mbah Rono.

3 dari 3 halaman

Bukan yang Pertama

https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/foto/2018/05/11/495684/m/erupsi-merapi-001-lia-harahap.jpg

2018 Merdeka.com

Ini bukan yang pertama kalinya Merapi erupsi walau statusnya masih waspada. Pada Sabtu (4/1/2020), Merapi juga sempat erupsi. Aktivitasnya ini menyebabkan awan panas muncul hingga satu kilometer.

Pada Sabtu, 16 November 2019 lalu, Gunung Merapi juga sempat erupsi. Menurut BMKG, erupsi itu disebabkan oleh gempa yang terjadi tak jauh dari gunung yang berkekuatan magnitudo 2,7.

[shr]