Kisah Tragis di Balik Sejarah Hari Valentine
by Tegar Haniv AlvianditaKBRN,Jakarta : Salah satu perayaan yang banyak dirayakan oleh seluruh dunia termasuk di Indonesia ketika bulan Februari datang adalah Hari Valentine. Hari Valentine biasa disebut sebagai hari kasih sayang. Hari Valentine umumnya dirayakan dengan orang-orang tercinta, mulai dari keluarga, pacar, hingga sahabat.
Biasanya hari Valentine diisi dengan menghabiskan waktu bersama, dan bertukar hadiah ataupun mengirimkan kartu ucapan bernadakan ungkapan kasih sayang. Euforia hari kasih sayang ini memang seringkali terasa ketika bulan Februari datang.
Bahkan sebelum harinya biasanya mal dan supermarket akan didominasi dengan hiasan bunga, pernak-pernik berwarna hati, diskon makan malam romantis, serta balon-balon yang menyemarakkan hari kasih sayang ini.
Selain itu hari Valentine juga tidak dapat terlepas dari coklat yang biasa hanya dibanderol dengan harga yang lebih murah, ketika malam Valentine telah datang. Coklat biasanya dijadikan hadiah yang diberikan kepada orang terdekat dengan tulisan cinta.
Bagi sebagian besar anak muda, hari kasih sayang menjadi hari yang tepat untuk mengungkapkan perasaan, memilih pasangan, melakukan hal romantis bersama dan lain sebagainya.
Namun nyatanya sejarah yang ada di baliknya justru terbalik dengan makna yang dimiliki sekarang ini. Ada berbagai versi menceritakan tentang sejarah hari Valentine yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari ini. Bagaimana Hari Valentine terbentuk serta sejarah yang di baliknya?
Berikut RRI rangkum beberapa sejarah hari Valentine menurut legenda dari berbagai sumber.
Versi St. Valentine Dan Claudius II
Sejarah pertama datang dari seorang pendeta dari Roma bernama Valentine. Berbeda dari makna Valentine yang diketahui (hari kasih sayang) justru cerita ini memiliki akhir tragis. Legenda ini menceritakan bawah Pendeta yang bernama lengkap Santo (St) Valentine dipukuli dan berakhir hukuman pancung pada tanggal 14 Februari 278 Masehi.
Hukuman pancung ini merupakan sebuah hukuman, karena pendeta Valentine dianggap menentang kebijakan seorang Kaisar bernama Claudius II. Berdasarkan sejarah, Claudius II dikenal kejam setelah membuat Roma terlibat dalam berbagai pertempuran berdarah.
Hal ini agar Roma selalu menang dalam peperangan. Sehingga sang Kaisar harus menunjukkan memiliki tentara yang kuat. Namun hal tersebut ternyata sulit untuk diwujudkan, karena menurut sang Kaisar jika tentaranya enggan pergi ke medan perang karena terikat pada istri atau kekasih mereka sehingga melemahkan daya tempur pemuda Romawi.
Untuk mengatasi hal tersebut Claudius II membuat larangan, semua bentuk pernikahan serta pertunangan yang ada di Roma.
Sayangnya pendeta Valentine ini menentang kebijakan kaisa tersebut. Ia secara diam-diam berusaha menikahkan pasangan muda. Tindakan ini ketahuan dan pada akhirnya pendeta Valentine ditahan serta dihukum, kemudian tubuhnya dipukul hingga dipancung.
Sejarah Valentine yang sebenarnya ini memang lebih banyak dipercaya, karena legenda yang beredar menyebutkan bahwa Valentine meninggalkan catatan perpisahan untuk putri penjaga penjara yang yang ia sayangi. Surat tersebut dikirimkan dan pada tanggal 14 Februari sebagai ungkapan perasaannya dan ucapan perpisahan sebelum di eksekusi.
Dengan tulisan 'From Your Valentine' ini menjadi populer dan banyak menginspirasi. Atas jasanya, Valentine dinobatkan sebagai orang suci hingga disebut sebagai Santo Valentine.
Sepeninggal Valentine, Paus Gelasius I menetapkan 14 Februari sebagai hari peringatan St Valentine pada tahun 496. Melalui peringatan St Valentine ini, gereja membaptis dan memberi makna baru atas perayaan Romawi kuno itu. Mulai saat itulah, perayaan 14 Februari berubah makna, dari upacara seksual dan cerita tragis dibelakangnya, menjadi perayaan kasih sayang tahunan.
Sejarah Valentine Menurut Festival Lupercalia
Sejarah lainnya selain legend St Valentine yang berakhir tragis, menyebutkan jika hari Valentine berasal dari sebuah festival. Namun terdapat beberapa versi cerita, festival mana yang menghasilkan sejarah hari Valentine. Salah satu dari cerita tersebut adalah Festival Lupercalia.
Hal ini pernah ditulis oleh J.A North dalam The Journal of Romance to this volume 98 2008. Lupercalia merupakan tradisi nenek moyang Romawi kuno yang tidak bermoral dan tidak melambangkan kehangatan atau kasih sayang sama sekali.
Festival ini dianggap sebagai salah satu tradisi untuk menghormati Dewa kesuburan pada zaman pra Romawi. Upacara dimulai dengan pengorbanan dua ekor kambing jantan dan seekor anjing.
Darah dari hewan tersebut dilumurkan kepada pria. Setelah dilumurkan darah, pria setengah telanjang berlarian di jalanan, mencambuk para gadis muda dengan tali yang terbuat dari kulit kambing yang baru dikorbankan. Walaupun mungkin terdengar seperti semacam ritual sesat sadomasokis, itu dilakukan orang-orang Romawi lakukan sampai tahun 496 Masehi. Sebagai ritus pemurnian dan kesuburan.
Namun Lupercalia ini umumnya dirayakan pada tanggal 15 Februari, sedangkan Valentine dirayakan satu hari sebelumnya yakni pada tanggal 14 Februari.
Pada tahun 496, Paus Gelasius I melarang Lupercalia dan menyatakan 14 Februari sebagai Hari Santo Valentine.