Virus Corona Dinilai Bisa Bikin Krisis Ekonomi Dunia

by
https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2020/01/31/1144476/670x335/virus-corona-dinilai-bisa-bikin-krisis-ekonomi-dunia.jpg
krisis ekonomi. shutterstock

Merdeka.com - Wabah virus corona yang merenggut ratusan jiwa di Wuhan, China saat ini menjadi perhatian dunia. Hampir seluruh aktivitas di Wuhan lumpuh karena orang-orang mengisolasi diri agar tidak tertular virus mematikan tersebut.

Tak hanya di Wuhan, virus ini juga telah menyebar ke 21 negara di seluruh dunia hanya dalam waktu satu bulan. Para pakar memperkirakan, penyebaran virus ini akan semakin cepat ke depannya.

Lantas, apakah merebaknya Corona membuat ekonomi negara lumpuh?

Ekonom sekaligus Komisaris Independen BCA Raden Pardede menyatakan, pertumbuhan ekonomi China bisa saja turun 0,5 persen hingga 1 persen (maksimal) kalau corona tidak segera ditangani. Hal itu disebabkan pergerakan barang dan manusia dari dan ke China melambat.

"Mobilitas di Wuhan sudah lumpuh total, orang-orang tidak bekerja, tidak bisa bepergian ke luar Wuhan, apalagi ke luar China. Apalagi penyebarannya sangat cepat, sudah ke seluruh dunia, jadi ini musuh kita bersama sebenarnya," ujar Raden di Jakarta, Jumat (31/1).

Tak hanya itu, jika virus Corona menginfeksi warga dunia, perekonomian global diperkirakan akan tergerus hingga 0,5 persen. Namun, nilai pastinya harus dihitung terlebih dahulu, karena tergantung dari seberapa besar dampak Corona ke dunia, seperti berapa jumlah orang yang meninggal gara-gara virus ini, berapa mobilitas barang dan orang-orang dari China ke seluruh dunia yang macet dan sebagainya.

1 dari 1 halaman

Harga Minyak Dunia Anjlok

https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2020/01/31/1144476/paging/540x270/harga-minyak-dunia-anjlok.jpg

Harga minyak jatuh lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan Jumat (31/1) pagi, di level terendah baru dalam tiga bulan, akibat kekhawatiran atas dampak potensial terhadap ekonomi dari Virus Corona yang terus menyebar di seluruh dunia. Pasar juga mempertimbangkan kemungkinan pertemuan OPEC lebih awal.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,52 atau 2,5 persen, menjadi menetap di USD 58,29 per barel. Acuan global minyak sebelumnya sempat turun menjadi USD 57,71 per barel, tingkat terendah sejak 8 Oktober.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) merosot USD 1,19 atau 2,2 persen, menjadi ditutup di USD 52,14 per barel, setelah mencapai terendah sesi pada USD 51,66 per barel, terlemah sejak 10 Oktober.

Harga minyak telah stabil dalam beberapa hari terakhir pada posisi terendah tiga bulan, karena investor mencoba menilai kerusakan ekonomi yang mungkin ditimbulkan oleh virus dan dampaknya terhadap permintaan minyak mentah dan produk-produknya.

"Influencer utama harga bearish tetap virus corona yang tampaknya memiliki banyak risiko tambahan dari penyebaran daripada setiap upaya penahanan di sekitarnya. Sampai tren kesehatan ini berbalik, tren turun tajam bulan ini pada minyak juga tidak mungkin berbalik," kata presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch dikutip Antara.

Reporter: Athika Rahma

Sumber: Liputan6.com [azz]

Baca juga:
RS Persahabatan Jadi Rujukan Kasus Virus Corona Selain RSPI Sulianti Saroso
Ekonom: Ledakan Black Swan Pengaruhi Kondisi Ekonomi Global
Cegah Virus Corona, Warga Pakai Masker di Bandara Soetta
Evakuasi WNI dari Hubei China Dilakukan Dalam Waktu Kurang dari 24 Jam
Waspada Virus Corona, Kemenkes Tambah Personel di Bandara dan Rumah Sakit
Kesiapan Indonesia Antisipasi Virus Corona Diragukan