Penyu Mati Diduga Akibat Bakteri, DPRD Prov Bengkulu Bakal Panggil Pihak Terkait

by
http://imgcdn.rri.co.id/thumbs/berita_779774_800x600_edwar_samsi-_kom_3.jpg
Penyu Mati Diduga Akibat Bakteri, DPRD Prov Bengkulu Bakal Panggil Pihak Terkait

KBRN, Bengkulu : Meski kematian sejumlah penyu di wilayah pesisir pantai Bengkulu, termasuk di ditemukan dekat pembuangan air bahang PLTU Teluk Sepang disebutkan diduga akibat bahteri, namun pihak DPRD Provinsi Bengkulu akan tetap menjalankan fungsi pengawasannya di lapangan.

Mengingat kejadian matinya penyu itu, sangat langkah dan sebelumnya di Bengkulu, juga belum pernah mendengarkan ada salah satu hewan yang dilindungi itu, telah ditemukan mati dalam jumlah yang cukup banyak.

“Itu yang timbul menjadi pertanyaan kita dari lembaga legislatif, matinya penyu tersebut secara massal. Ada apa, meski hasil uji lab sampel organ tubuh penyu sudah keluar hasilnya dari pihak berkompeten, kita terima. Apalagi lembaga yang mengeluarkan hasil lab itu, sangat berkompeten yakni, Balai Besar Penelitian Veteriner Kementrian Pertanian (Kementan) Bogor dan laboratorium Institute Pertanian Bogor (IPB),” ungkap Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu Edwar Samsi, ketika dimintai komentarnya terkait matinya sejumlah penyu yang ditemukan di wilayah pesisir Bengkulu, dari hasil uji lab diduga karena bahteri.

Dikatakan Edwar, pihaknya tidak bermaksud menyalahkan ataupun tidak percaya dengan hasil uji lab, karena dugaan kesalahan itu bisa-bisa saja terjadi, namun dari Komisi III DPRD Provinsi ada rencana akan memanggil pihak berkompeten yang terkait dengan kematian penyu, terdata sudah mati sebanyak 28 ekor ini. Seperti pihak Pemprov, BKSDA, dan Dinas LHK Provinsi Bengkulu.

“Kita akan panggil pihak berkompeten, minimal untuk klarifikasi sekaligus meminta laporan hasil uji lab yang sudah dilaksanakan,” kata Politisi PDIP ini, Jumat, (31/1/2020).

Lebih lanjut Anggota DPRD Provinsi dari dapil Kabupaten Kepahiang ini berharap, dengan sudah disebutkan dugaan sementara matinya sejumlah penyu tersebut, diharapkan kedepan tidak sampai bertambah lagi.

Apalagi harapan kepada pihak PLTU Batu Bara dengan kekuatan 2x100 Megawatt yang selama ini pembuangan air bahangnya diduga disangkakan sebagai penyebab matinya penyu-penyu tersebut, dapat menjaga kondisi lingkungan sekigtar tidak benar-benar tercemar.

“Kita juga akan terus memantau perkembangan sembari harapan kita kepada pihak PLTU agar benar-benar menjaga kondisi lingkungan, khususnya pesisir pantai tidak sampai tercemar,” harapnya.

Sementara secara terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu Sorjum Ahyan menjelaskan, terkait pemantauan kualitas air laut yang menjadi kewajiban dari Kementrian LHK dengan didampingi pihaknya telah melaksanakan pemeriksaan uji sampel air di 10 titik mulai dari perbatasan Sungai Hitam hingga Teluk Sepang Bengkulu, didapatkan hasilnya memenuhi baku mutu sesuai aturan yang berlaku.

“Hasil itu menunjukan tidak ada dugaan pencemaran pada air laut di pesisir pantai Bengkulu ini,” pungkas Sorjum singkat.