BNPB: Terjadi 297 Bencana Sepanjang Januari, 93 Orang Meninggal
Bencana terbanyak yaitu banjir dengan jumlah 111 kejadian, dan korban jiwa sebanyak 86 orang.
by Rizky AlikaBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadi 297 bencana alam sepanjang Januari 2020. Kepala Pusat Data dan Informasi, dan Hubungan Massyarakat BNPB Agus Wibowo mengatakan, bencana tersebut menyebabkan 93 orang meninggal.
"Bencana tersebut ada banjir, tanah longsor, dan karhutla (kebakaran hutan dan lahan)," kata Agus di kantornya, Jakarta, Jumat (31/1).
Bencana terbanyak yaitu banjir, dengan jumlah korban jiwa yang juga terbesar. Secara rinci, bencana banjir sebanyak 111 kejadian, tanah longsor 60 kejadian, gelombang pasang dua kejadian, puting beliung 110 kejadian, dan karhutla 14 kejadian.
(Baca: Lima Tokoh Dunia Angkat Bicara soal Isu Perubahan Iklim di Davos)
Jumlah orang yang meninggal akibat banjir mencapai 86 orang, tanah longsor sebanyak empat orang, dan puting beliung tiga orang. Selain itu, dua orang hilang akibat banjir. Sedangkan korban luka-luka sebanyak 120 orang, dan yang mengungsi 893.996 orang.
Beragam bencana tersebut menyebabkan aneka kerugian, sebanyak 10.613 rumah rusak, dengan rincian 2.401 unit rusak berat, 1.671 unit rusak sedang, dan 6.541 unit rusak ringan.
Selain itu, sebanyak 132 fasilitas pendidikan rusak, 103 fasilitas ibadah rusak, 11 fasilitas kesehatan rusak, 44 unit kantor rusak, dan 82 jembatan rusak.
(Baca: Bulog Siapkan 200 Ton Beras Per Provinsi untuk Antisipasi Bencana Alam)
Sebagaimana tercermin dari data, bencana yang dipengaruhi faktor cuacu alias hidrometeorologi mendominasi pada awal 2020. Beberapa wilayah di Indonesia yang dilanda banjir dan tanah longsor yang cukup parah seperti Jabodetabek dan Bandung (banjir); Sukajaya, Bogor dan Lebak, Banten (banjir dan longsor); serta Sukabumi (puting beliung).
Sedangkan karhutla terjadi di Aceh, Riau, Maluku, dan Kalimantan Timur.
Berdasarkan tren yang diamati BNPB, banjir, longsor, dan puting beliung kerap terjadi pada musim hujan yaitu Januari sampai Maret. Sedangkan, karhutla umumnya terjadi pada musim kemaraau yaitu Juli hingga September.
Ke depan, BMKG memperkirakan pola cuaca masih normal. Ini artinya, puncak musim hujan dan musim kemarau diperkirakan terjadi seperti tren sebelumnya.