https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/08/08/6e050ba1-e303-4bcc-87ac-d7516f57a061_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Anjlok! IHSG Bisa-Bisa Meluncur ke Level 5.847 Minggu Depan

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum juga berakhir. Pada penutupan Jumat (31/1/2020), IHSG ditutup anjlok 117 poin atau minus 1,94% pada level 5.940, terendah dalam 8 bulan terakhir.

Nilai transaksi yang tercipta mencapai Rp 8,08 triliun, jauh lebih tinggi dari transaksi sebelumnya yang mencapai Rp 5,63 triliun. Naiknya volume disertai penurunan pertanda gejolak distribusi pelepasan saham di pasar saham.

Secara teknikal, IHSG dalam jangka pendek dibayangi penurunan seiring terbentuknya pola lilin hitam panjang (long black candle), pola yang menunjukkan tekanan jual yang cukup besar. Dalam jangka panjang IHSG sudah bergerak di bawah rata-rata levelnya dalam 150 hari terakhir (moving average/MA-150) dan berpotensi bergerak di bawah MA-200.

Melihat arah pergerakannya, level yang berpotensi dituju IHSG sepanjang pekan depan berada di level 5.847, yang merupakan rata-ratanya dalam 200 hari perdagangan.

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/01/31/2aeb4727-3ebe-4c99-bfb9-44d0bc47168f.jpeg?a=1
Sumber: Refinitiv (Diolah)

Mengawali perdagangan dengan penguatan 0,31%, IHSG secara tak terduga anjlok selama 5 menit kemudian. Investor, khususnya asing cenderung melepas kepemilikannya sejak awal perdagangan. Tidak heran bila IHSG pada sesi I ditutup dengan pelemahan 1,5% pada level 5.966.

Tekanan yang dialami IHSG pada sesi II rupanya tak juga mereda, bahkan semakin membesar. Sebagian pelaku pasar terlihat lebih memilih instrumen utang yang terlihat dari penurunan imbal hasil (yield) seri obligasi yang diterbitkan pemerintah.

Seri yang paling menguat adalah FR0083 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 1,6 basis poin menjadi 7,332. Seri selanjutnya yang juga mengalami penurunan ialah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 0,2 basis poin menjadi 6,007. Sedangkan FR0082 tenor 10 tahun stagnan.

Selain potensi perpindahan, IHSG pada sesi II hingga berakhirnya perdagangan selalu tertekan karena investor asing yang semakin gencar melakukan pelepasan portofolio sahamnya. Asing tercatat melakukan penjualan bersih (net buy) yang cukup besar mencapai Rp 1,75 triliun di pasar reguler.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(yam/yam)