https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2019/11/27/2019_11_27-10_23_34_01e1fbfec372634ccc2019d39a7594bd_960x640_thumb.jpg
Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok hari ini, Jumat (31/1), bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk membahas lifting minyak Pertamina.ANTARA FOTO/Hiro

Luhut Minta Ahok Kawal Target Produksi Minyak 1 Juta Barel di 2025

Luhut mendorong penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) guna menggenjot produksi migas hingga 1 juta barel per hari.

by

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendatangi kantor Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ahok yang datang bersama Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu diajak Luhut membahas peningkatan lifting minyak bumi.

"Kami membahas peningkatan minyak dan bagaimana mengatasi hambatannya, itu yang mau kami selesaikan," kata Ahok, usai rapat di di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jumat (31/1).

Adapun Dharmawan mengatakan, pemerintah meminta Pertamina untuk maksimaal mengejar target 1 juta barel. Pihaknya pun diminta untuk melakukan inovasi agar target tersebut dapat terealisasi.

(Baca: Temui Moeldoko, Ahok Bahas Harga Gas dan Rencana Gigit Mafia Migas)

"Kami harus lebih agresif dalam melakukan pengeboran dan tingkat kesuksesan-nya ditingkatkan kalau bisa jangan dry hole," ujarnya.

Luhut mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk memaksimalkan penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) guna menggenjot produksi migas hingga 1 juta barel. Bahkan target produksi minyak 1 juta barel per hari yang sebelumny‎a direncanakan pada 2030, dipercepat menjadi 2025.

"Kami mau target 1 juta barel itu tahunnya dipercepat. Mereka bilang 2030, saya minta 2025. Mau cepat aja, kan bagus nih ngurangi impor energi," ujar Luhut.

Lebih lanjut, dirinya menjelaskan tambahan produksi hingga mencapai 1 juta barel tersebut dapat terealisasi dengan pemanfataan sumur-sumur eksisting yang dilakukan dengan metode EOR. Selain itu, dirinya juga mendorong agar KKKS terus melakukan eksplorasi di wilayah baru.

(Baca: Menteri ESDM: Skema Gross Split Belum Cukup Menarik Investor)

"Itu eksisting namanya EOR kan eksisting. Sambil eksplorasi sumur baru. Sumur lama kan ada yang bisa EOR," kata Luhut.

Menurut Luhut masih ada 23 sumur yang berpotensi untuk menambah kenaikan produksi dengan memaksimalkan penggunaan metode EOR. Pada Senin pekan depan pihaknya bakal mengumpulkan para pelaku kepentingan untuk membicarakan hal tersebut.

Video Pilihan