Ilmuwan Ciptakan Robot yang Bisa Berkeringat

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/01/31/7b87312b-6f8b-4e9d-a9bb-825e4e3e9c4c_43.jpeg?w=700&q=90
Ilmuwan Ciptakan Robot yang Bisa Berkeringat. Foto: Cornell University

Jakarta -

Ilmuwan berhasil menciptakan tangan robot yang bisa berkeringat. Fungsi ini ditambahkan untuk membantu robot agar tidak kepanasan hingga performanya menurun saat bekerja dalam waktu yang lama.

Robot ini merupakan hasil dari kolaborasi ilmuwan di Cornell University dan Istituto Italiano di Technologia. Salah satu desainer robot ini, T.J Wallin, mengatakan kelenjar keringat merupakan salah satu fitur terbaik manusia yang bisa membantu kinerja robot.

"Kemampuan berkeringat adalah salah satu kemampuan terbaik manusia," kata Wallin yang juga merupakan ilmuwan material, seperti dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (31/1/2020).

"Berkeringat mengambil keuntungan dari hilangnya air yang diuapkan untuk menghilangkan panas dengan cepat dan mendinginkan di bawah suhu lingkungan sekitar," sambungnya.

Robot ini terbuat dari bahan dasar karet yang permukaannya dipenuhi lubang atau pori-pori. Bagian dalamnya yang kosong diisi oleh air dan terhubung ke permukaan lewat saluran yang terbuat dari plastik yang reaktif terhadap panas.

Ketika plastik tersebut mencapai suhu 30 derajat Celcius, pori-pori tersebut akan terbuka dan mengeluarkan air di permukaan. Air kemudian akan menguap dan menciptakan efek dingin yang bisa mendinginkan robot. Pori-pori kemudian menutup setelah suhu menurun.

Tapi, kenapa robot ini diciptakan untuk berkeringat? Karena materialnya yang terbuat dari karet membuat robot ini rawan mengalami overheating.

Selain itu, material 'lembut' seperti ini juga menyimpan panas dari mesin internal yang menjalankan robot. Tidak seperti metal yang bisa menghilangkan panas dengan cepat.

Robot yang bisa berkeringat juga memiliki banyak manfaat karena bisa didinginkan hingga suhu di bawah lingkungan sekitarnya. Artinya, robot bisa dioperasikan secara independen tanpa memerlukan bantuan pendingin eksternal.

Tapi, robot yang berkeringat juga memiliki halangannya tersendiri. Pertama, tentu saja kemampuan menggenggam tangan robot ini menjadi berkurang karena permukaannya yang basah dan licin.

Selain itu, robot juga harus mengisi ulang cadangan air mereka, sama seperti manusia yang harus minum air setelah banyak berkeringat. Ini artinya, robot juga harus minum seperti manusia dan mamalia lainnya.

"Mirip dengan hewan yang mengonsumsi makanan dan air dari lingkungan mereka untuk mempertahankan aktivitas termoregulasi, sistem kami pada akhirnya membutuhkan sarana untuk mengisi kembali air yang hilang selama operasi jangka panjang," tulis ilmuwan di Science Robotics.

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/01/30/4a8d4275-0fe1-45b2-81a8-235cbee3c530.jpeg?a=1

Simak Video "Robot Rakitan Siswa SD, Gresik"
[Gambas:Video 20detik]
(vmp/fyk)