AS Tambah Pasukan ke Timur Tengah, Sudah Serius Mau Perang?
by Wangi Sinintia Mangkuto, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) menambah jumlah pasukan ke Timur Tengah, dimana pasukan angkatan udara AS F-15E baru tiba di Pangkalan Udara Pangeran Sultan, Arab Saudi. Jumlah pasukan AS tersebut terus bertambah sekitar 2.500 pasukan sejak musim panas lalu.
Sebelumnya AS mengumumkan bahwa mereka telah mengerahkan pasukan ke tempat yang dulunya merupakan pusat militer AS. Kembalinya pasukan AS ke Pangkalan Udara Pangeran Sultan adalah salah satu tanda AS akan terus menambah pasukan di Timur Tengah sebagai tanggapan terhadap ancaman dari Iran.
Pada Rabu (29/1/2020) Komandan teratas AS di Timur tengah menghabiskan beberapa jam bertemu dengan pasukannya dan menilai apa yang disebutnya "sweet spot" dari proyeksi pasukan AS di wilayah tersebut.
Jenderal Marinir Frank McKenzie mengatakan Pangkalan Udara Pangeran Sultan menyajikan target rumit bagi Iran untuk menyerang karena menyediakan lokasi terpencil bagi pasukan AS, jet tempur, dan aset lainnya.
Ini juga memberikan keamanan yang lebih besar bagi Arab Saudi, yang meminta bantuan AS setelah serangan drone Iran dan serangan rudal terhadap fasilitas minyak di kerajaan September lalu.
"Saya pikir ini adalah bagian penting dari arsitektur kami sekarang dan kami akan terus mengevaluasi itu ketika kami maju," katanya.
"Itu adalah tempat yang terlindungi dengan baik dan kita dapat menempatkan banyak kekuatan tempur di sini," seperti dilansir dari The Arab Weekly, Jumat (31/1/2020).
Pangkalan tersebut merupakan representasi nyata dari perjuangan untuk menyeimbangkan ancaman yang meningkat di Timur Tengah terhadap desakan Pentagon, bahwa militer AS lebih banyak mengalihkan fokusnya ke Asia dan risiko dari China dan Rusia.
Seperti diketahui, ketegangan AS dan Iran telah bergolak selama berbulan-bulan tetapi melonjak setelah AS melakukan serangan pesawat tak berawak di Irak yang menewaskan Qassem Soleimani.
Sebagai tanggapan, pada 8 Januari lalu Iran menembakkan sebanyak dua lusin rudal balistik di dua pangkalan Irak di mana pasukan AS ditempatkan. AS tidak memiliki pertahanan Patriot di pangkalan-pangkalan itu karena menilai lokasi lain, di Arab Saudi dan di tempat lain di Teluk, lebih mungkin menjadi sasaran Iran.
(hps/hps)